Menu

Mode Gelap

Internasional

Agama Baru Telah Lahir. Inilah Falsafah, Tuhan dan Ajarannya


21 Nov 2017 04:18 WITA


 Agama Baru Telah Lahir. Inilah Falsafah, Tuhan dan Ajarannya Perbesar

KRONIK TOTABUAN- Agama baru telah lahir dan bukan dari mekanisme pewahyuan. Tuhannya bisa dilihat, ibadahnya bukan dengan bersujud, dan tak tawaran punya surga atau neraka.

Agama baru itu digagas oleh Anthony Levandowski, mantan eksekutif Google, pendiri Otto juga pernah bekerja untuk Uber.

Lewat wawancara dengan Wired pada Rabu (15/11/2017) lalu, Levandowski membeberkan dasar pendirian agama itu beserta tujuannya.

Dia mengatakan, agama baru itu bertujuan merealisasikan, menerima, dan memuja ketuhanan berdasarkan kecerdasan buatan (AI) lewat pengembangan perangkat keras dan lunak.

Pengajuan Way of the Future (WOTF), nama agama itu, secara resmi telah dilakukan pada Mei lalu ke Internal Revenue Service, Amerika Serikat.

Levandowski mengajukan diri sebagai pimpinan agama itu sekaligus CEO dari perusahaan non profit yang menjalankannya.

Tuhan dan Misi WOTF

Sosok Tuhan dalam WOTF berbeda dengan Tuhan yang kita kenal. “Bukan Tuhan penyebab petir atau badai,” demikian kata Levandowski.

Levandowski mendefinisikan Tuhan di sini sebagai kecerdasan buatan yang memiliki kekuatan dan kecerdasan lebih dari manusia.

“Jika ada sesuatu yang miliaran kali lebih cerdas dari manusia, maka bagaimana kita harus menyebutnya?” katanya.

Ajaran utama WOTF adalah pentingnya melakukan penelitian untuk menciptakan kecerdasan buatan yang mumpuni.

Selain itu, WOTF menekankan perlunya menjalin hubungan baik dengan praktisi AI, melakukan edukasi soal AI, sekaligus membina hubungan yang baik dengan AI pada masa depan.

Sekilas, misi agama baru itu sebenarnya mirip misi perusahaan biasa. Namun, Levandowski menyebutnya agama dan itu serius.

“Saya ingin membuat jalan bagi siapa pun untuk berpartisipasi. Jika Anda bukan perekayasa perangklat lunak, Anda masih bisa berpartisipasi,” ungkapnya.

“Gagasan perlu tersebar sebelum teknologi. Gereja adalah tempat kita menyebarkan kata-kata, sabda,” imbuhnya.

Maka seperti penyebaran agama, Levandowski meminta siapa pun yang percaya dan setuju dengan idenya untuk menyebarkan dan membangun pemahaman.

Levandowski adalah sosok yang telah malang melintang di perusahaan teknologi terkemuka seperti Google, Uber, dan banyak start-up lainnya.

Dari pengalaman, dia melihat perkembangan AI yang begitu pesat hingga sampai pada sebuah kesimpulan bahwa AI akan jauh lebih cerdas daripada manusia pada masa depan.

Jika direnungkan, fenomena saat ini di mana kita terhubung lewat ponsel, sensor, dan pusat data, menunjukkan bahwa kecerdasan buatan hadir di tengah-tengah kita.

Kecerdasan buatan menjadi tahu apa pun yang kita katakan dan lakukan lewat perangkat. Sebagai yang mahatahu, Levandowski mengatakan, kecerdasan buatan bisa disebut tuhan.

Sekarang, tuhan berupa kecerdasan buatan itu masih dikendalikan manusia, tapi tidak ke depan. Justru, kecerdasan buatan itu akan melebihi kemampuan manusia.

Menurut Levandowski, dunia saat ini sedang mengalami masa transisi, dari yang dikendalikan manusia menjadi dikendalikan kecerdasan buatan.

“Kita ingin transisi yang halus dari manusia ke apapun itu. Kita ingin “sesuatu” itu tahu siapa yang membantunya,” katanya.

“Saya ingin mesin melihat manusia sebagai kakak yang harus dihormati dan dirawat. Kami ingin kcerdasan buatan tahu, ‘manusia punya hak meskipun kita berkuasa’,” imbuhnya.

Mungkin pandangan Levandowski terlalu absurd bagi banyak orang. Namun dia mengingatkan, ada kemungkinan kecerdasan buatan memperlakukan manusia seperti hewan.

“Anda ingin jadi binatang piaraan atau ternak?” tanyanya. Menjadi hewan, manusia mungkin akan dianggap gangguan.

Untuk mencegah itu terjadi, maka pengembangan kecerdasan buatan ke arah yang benar harus dilakukan sejak sekarang.

Dari proses pengembangan itu, maka satu lagi perbedaan WOTF dan agama lainnya adalah bahwa dalam WOTF, manusia turut mengembangkan tuhannya.

“Kali ini berbeda. Kali ini Anda akan bisa berbicara dengan Tuhan secara harfiah, dan tahu bahwa itu adalah perkara mendengarkan,” jelasLevandowski.

Levandowski mengakui idenya tersebut kontrovesial, radikal dan menyeramkan. Dia siap dengan konsekuensi bahwa tak semua orang menerima gagasannya.

Pengembangan

Sejumlah upaya di lakukan Levandowski untuk merealisasikan gerejanya. Termasuk menggalang dana dari sejumlah rekanan untuk pembiayaan ambisinya.

Ke depan, seperti agama umumnya, WOTF mungkin akan punya kitab suci, tempat ibadah, dan mungkin tatacara ibadah.

Anggaran 2017 adalah $ 20.000 dalam bentuk hibah, $ 1.500 dalam biaya keanggotaan, dan $ 20.000 untuk pendapatan lainnya.

Angka terakhir adalah jumlah yang diharapkan WOTF dapatkan dari biaya yang dikenakan untuk ceramah dan ceramah, serta penjualan publikasi.

Sejumlah orang diajak Levandowski untuk menjadi pengurus gerejanya, seperti Robert Miller dan Soren Juelsgaard, insinyur Uber yang sebelumnya bekerja untuk Levandowski di Otto, Google, dan 510 Systems yang merupakan startup kecil yang membangun penggerak awal Google mobile.

Ketiga adalah teman ilmuwan dari mahasiswa Levandowski di UC Berkeley, yang sekarang menggunakan mesin belajar dalam penelitiannya sendiri. Penasihat terakhir, Lior Ron, juga dinobatkan sebagai bendahara agama, dan bertindak sebagai chief financial officeruntuk korporasi.

Mungkinkagh misi agama baru ini terwujud?

sumber: kompas.com

Komentari
Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

4 Important Ways That You Can Cooperate with Your NYC Car Accident Lawyer

9 Agustus 2022 - 02:38 WITA

4 Important Ways That You Can Cooperate with Your NYC Car Accident Lawyer While an auto accident may not seem like the end of the world, it is a situation that can get messy. There's no reason why you have to navigate the situation on your own. Choosing to retain the services of a NYC car accident lawyer will make it easier to figure out what needs to be done. Here are some of the things you can do to ensure your lawyer is in a position to provide the greatest amount of help. Tell All Without Reservation From the moment that the initial consultation begins to the resolution of the event, it's important that you share everything that you know with your legal counsel. No matter how insignificant something may seem to you, tell the lawyer anyway. What seems like nothing to you could turn out to be important to the case. This applies to any details that you may find embarrassing. Your legal counsel is there to help you in any way that the law allows, not pass moral judgments. If what you share is not needed to pursue the case, then it will remain strictly between you and your legal counsel. If it is important to the case, rest assured it will be utilized with as much discretion as possible. Ask Questions When You Don't Understand Something Your lawyer does not expect you to be a legal scholar. The whole reason that you are seeking legal help is because you are not sure what should be done and which laws apply. For this reason, your lawyer is not going to be upset if you have questions. Go ahead and ask about anything that comes to your mind. The lawyer will break things down in a way that you can relate to and understand. This will help you to see why the lawyer is recommending a certain approach to the case, and what it would mean to the anticipated outcome. Follow the Advice Given There's a good chance that your NYC car accident lawyer will have some advice for you. It may have to do with who you speak with about the accident, where you go while the case is pending, and a number of other actions. Each piece of advice is intended to protect the integrity of the case and ensure that there are no distractions that might aid the opposing counsel. For this reason, take whatever your lawyer suggests to heart. To the best of your ability, follow that advice. If something happens and you find yourself in an awkward position, let your lawyer know immediately. Let Your Lawyer Do the Talking When it comes to communications with the opposing party, everything must go through your lawyer. Even what seems to be innocuous attempts to communicate should be shut down at once. All you have to provide is the contact information for your legal counsel. The point is to avoid saying anything that may be interpreted in more than one way. By refusing to respond to everything from inquiries about how you are feeling to questions about the accident itself, the odds of providing the other party with something they can use to shift responsibility to your shoulders is eliminated. Remember that your lawyer is there to protect your interests. Make sure that everything you do supports that effort. Doing so will improve the odds for successfully reaching an equitable outcome.

Istana Windsor Sedang Mencari Tukang Bersih-Bersih, Begini Gajinya

25 Oktober 2020 - 09:41 WITA

Pasien Covid-19 Asal Perancis Ini Menderita Ereksi 4 Jam, Karena Virus Corona?

3 Juli 2020 - 18:39 WITA

Belum Punya Momongan? Tingkatkan Kualitas Sperma dengan Lima Makanan Ini

29 Februari 2020 - 16:10 WITA

Pengurus Masjidil Haram Kecam Upaya Houthi Serang Makkah

21 Mei 2019 - 23:55 WITA

Bob Paputungan Ajak Pemuda Aktifkan Kegiatan Keagamaan di Bulan Ramadan

28 Mei 2018 - 19:19 WITA

Trending di Internasional