KOTAMOBAGU – Panen raya telah tiba. Pantauan di sejumlah wilayah di kotamobagu Utara, Timur dan Selatan, aktivitas di persawahan rata- rata melakukan panen. Dinas Pertanian Perikanan Peternakan Perkebunan Kehutanan dan Ketahanan Pangan (DP4K & KP) Kotamobagu memastikan, seluruh petani di Kotamobagu saat ini sedang melakukan panen untuk ke dua kalinya dalam tahun ini. Dengan begitu capaian produksi beras dipastikan akan terus naik.
Ketua Kelompok Tani Inanipon Kelurahan Upai, Kecamatan Kotamobagu Utara, Lii Bambuena mengatakan, seluruh petani sawah di kelurahan itu ada yang sudah selesai panen sejak pekan lalu, sebagiannya lagi sedang berlangsung. Semua petani di sini kata Bambuena, sejak masa tanam hingga panen mendapat pendampingan dari penyuluh yang ditugaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu.
“Rata- rata hasil panen kali ini naik capaian produksi. Kami berharap seterusnya terus mendapat pendampingan termasuk bantuan dari pemerintah,” kata Bambuena.
Dengan musim panen yang sedang berlangsung saat ini, Kepala DP4K & KP Kotamobagu Hardi Mokdompit mengatakan, produksi beras di daerah ini sudah mendekati target yang ditetapkan yakni 27 ribu ton gabah kering dan 16 ribu ton beras.
“Posisi saat ini, capaian produksi kita sebelum panen raya sudah pada angka 16 ribu ton gabah kering. Sehingga jika ditambah dengan hasil panen yang sekarang sedang berlangsung, saya memastikan langsung mendekati target yang ditetapkan 27 ribu ton gabah kering. Bahkan ada kemungkinan langsung melewati,” ujar Mokodompit.
Meski produksi beras dari tahun ke tahun melewati target, tetapi ada masalah serius yang perlu dicarikan solusinya bersama di Kotamobagu ini yakni terus menyempitnya luas persawahan karena maraknya alih fungsi. Luas sawah saat ini tinggal 1.624 hektare. Padahal 2014 lalu luas persawahan masih mencapai 1.744 hektare.
“Alih fungsi lahan persawahan menjadi pemukiman warga jadi salah satu penyebab utama berkurangnya luas sawah. Itu memang tak bisa dihindari sebagai konsekuensi dari sebuah kota yang terus berkembang. Tapi segera kita akan merancang sebuah peraturan daerah (Perda) tentang lahan. Ke depan ada beberapa titik lahan persawahan yang tidak bisa dialihfungsi,” ucapnya.
Tapi Hardi menegaskan, walau luas sawah makin kecil, tetapi produksi beras Kotamobagu masih mampu memenuhi kebutuhan penduduk Kotamobagu. “Total kebutuhan warga Kotamobagu dalam setahun sekira 11 ribu ton. Artinya produksi kita masih berlebih,” tutupnya. (zha)