Menu

Mode Gelap

Berita Teknologi

Antispasi Erupsi Gunung Merapi, 34 Barak Pengungsian Disiapkan


4 Nov 2020 13:39 WITA


 Antispasi Erupsi Gunung Merapi, 34 Barak Pengungsian Disiapkan Perbesar

Yogyakarta – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Joko Supriyanto mengatakan pemerintah daerah telah melakukan sejumlah mitigasi demi persiapan menghadapi kemungkinan erupsi Gunung Merapi berikutnya.

Persiapan itu menyusul informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta yang memprediksi siklus erupsi Gunung Merapi akan terjadi lagi dalam waktu dekat seiring peningkatan aktivitasnya yang terbaca beberapa waktu terakhir.

“Terutama untuk barak pengungsian warga yang kami siapkan, totalnya sekarang ada 34 unit barak baik yang kami kelola dan dikelola oleh desa,” ujar Joko, Selasa, (3/11/ 2020).

Joko merinci, untuk 12 barak yang dikelola BPBD daya tampungnya masing-masing sekitar 300 orang. Sedangkan barak yang dikelola dusun/desa terdekat Merapi berjumlah 22 barak dengan kapasitas beragam 100-200 orang.

“Untuk pandemi Covid-19 ini, kemungkinan satu barak akan dibatasi kapasitasnya jika terjadi erupsi. Misalnya yang kapasitas 300 orang dibuat maksimal hanya 100 orang, “ ujar Joko.

Selain itu dengan status Merapi yang ada di level II atau waspada itu, pemerintah daerah juga telah melatih mitigasi bencana khususnya upaya penyelamatan diri darurat bagi warga lereng, baik tingkat RT atau dusun.

“Termasuk saat evakuasi, jumlah kendaraan yang tersedia untuk mengangkut berapa, siapa naik kendaraan yang mana, jalurnya di mana, titik kumpulnya di tempat siapa,” ujarnya.

Joko menuturkan, dari informasi BPPTKG yang diterima pihaknya, erupsi Merapi selanjutnya skalanya tidak akan lebih dahsyat dibanding erupsi 2010 silam. Namun persiapan mitigasi yang dilakukan pihaknya tetap maksimal, berkaca skala erupsi Merapi satu dasawarsa lalu.

Erupsi Merapi selanjutnya, ujar Joko, skala kekuatannya diprediksi hanya sepersepuluh dari erupsi tahun 2006 lalu atau seperseratus dari skala erupsi 2010.

“Jadi jangan bayangkan erupsi berikutnya akan sama tahun 2010 silam, karena banyak yang sudah berubah,” ujar Joko.

Salah satu faktor yang menyebabkan erupsi Merapi berikutnya relatif lebih kecil skalanya karena saat ini di puncak Merapi sudah tidak ada tumpukan kubah lava yang berpotensi memicu pergerakan awan panas yang mematikan itu.

Yang ada di puncak saat ini, menurut Joko, adalah material kubah lava sebanyak 200 ribu meter kubik yang proses pembentukannya terpantau mulai 2018, namun sudah berhenti sejak 2019 silam.

Hasil monitoring BPBD Sleman untuk berbagai jalur evakuasi di desa-desa terdekat Merapi yang dianggap rawan bencana juga masih layak dilalui.

Menurut Joko, jika sewaktu-waktu kondisi gawat darurat karena terjadi erupsi, perlu satu komando untuk warga agar segera turun ke bawah di jalur evakuasi yang sudah disiapkan itu.

Pendataan pada keluarga yang saat ini masih tinggal di permukiman terdekat puncak Merapi atau wilayah Kawasan Rawan Bencana III yang berjarak sekitar 5 kilometer juga sudah dilakukan, terutama untuk warga yang tinggal di wilayah, seperti Dusun Srunen, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, juga Turgo.

“Ada sekitar 300 KK (kepala keluarga) yang saat ini tinggal di wilayah terdekat puncak Merapi, kami juga sudah melakukan pendataan dan simulasi tanggap darurat,” ujarnya.

Sekretaris Pemerintah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan mitigasi untuk menjamin keselamatan warga di sisi selatan gunung itu, khususnya di Kabupaten Sleman, terus dimonitoring.

“Informasi soal prediksi erupsi Merapi dari BPPTKG itu menjadi peringatan dini bagi semua untuk mulai bersiap,” ujar Aji.

Dalam Peringatan Dasawarsa Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin, 26 Oktober 2020, BPPTKG melansir aktivitas vulkanik Merapi terus terjadi semenjak letusan 21 Juni 2020.

Data electronic distance measurement (EDM) Pos Pengamatan Babadan menunjukkan terjadi inflasi pada tubuh Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa siklus erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat.

“Saat ini Gunung Merapi masih mengalami kenaikan kegempaan, status aktivitas tetap waspada,” ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida.(*)

nasional/tempo

Komentari
Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

WhatsApp Bakal Hadirkan Obrolan Lintas Aplikasi dari Meta

13 September 2023 - 09:46 WITA

Simak! Ternyata Ini 5 Manfaat Kesehatan Jika Rutin Konsumsi Anggur Hitam

31 Juli 2023 - 10:50 WITA

Jangan Tahan Rasa Buang Air Kecil! Ternyata Bisa Sebabkan Masalah Urologis Serius

10 Mei 2023 - 08:10 WITA

Salah Satunya Bikin Stroke! Ini Bahaya Tidur Berlebihan Menurut Ahli

9 April 2023 - 16:10 WITA

Hasil Studi Ungkap Hal Mengejutkan Soal Penggunaan Medsos, Apa Itu?

21 Maret 2023 - 10:52 WITA

Cara Mengubah TV Biasa Jadi Smart TV Cuma Modal Ratusan Ribu

14 Mei 2022 - 13:21 WITA

Trending di Berita Daerah