BOLMONG – Pelayanan kesehatan di Puskesma (Pusat kesehatan masyarakat) Kecamatan Santombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow, mendapat sorotan anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dari fraksi PDIP, Swempri Rugian.
Dia juga menyorot kinerja Kepala Dinas Kesehatan Bolmong, yang terkesan kurang melakukan pengawasan di Puskesmas yang merupakan bagian dari struktur Dinas sehingga terjadi tindakan yang disinyalir mengarah ke Pungli (Pungutan liar).
Menurut Swempri yang juga anggota Komisi III ini, ketidakmampuan management Dinas Kesehatan dapat diukur dengan adanya dugaan pungli pada Puskesmas di Desa Maelang. “Pasien yang memiliki kartu indonesia sehat dipungut biaya. Padahal pasien ini seharusnya diberikan jaminan pelayanan kesehatan yang baik dan tanpa biaya. Apalagi mereka membutuhkan pertolongan kesehatan,” kata Swempri.
Menariknya, Swempri mendapat laporan warga setempat bahwa praktek bayar saat berobat meski memiliki kartu KIS, sudah menjadi tuntutan pihak Puskesmas. “Berdasarkan laporan warga yang saya terima, biaya berobat sampai Rp 1.350.000. Alasan pihak Puskesmas itu memang sudah menjadi tuntutan. Ini kan perlu ditelusuri,” ujar Swempri.
Selain menyesalkan kejadian itu, Swempri juga meminta Kepala Dinas Kesehatan untuk tidak mengabaikan apa yang menjadi keluhan masyarakat, apalagi telah sampai ke DPRD. “Kami sangat menyesal dengan kejadian ini. Diharapkan Kepala Dinas Kesehatan bisa menelusuri hal ini agar tidak merugikan masyarakat yang memiliki kartu KIS,” kata Swempri.
Selain itu, dia akan mengusulkan ke Komisi III selaku mitra Dinas Kesehatan, untuk memanggil pihak Puskesmas. “Selaku wakil rakyat di komisi III, hal ini akan saya usulkan untuk menjadi perhatian serius komisi kami, dan segera ditindaklanjuti melalui rapat dengar pendapat dalam rangka meluruskan dan meminta klarifikasi terkait laporan warga yang telah kami terima,” jelasnya.
Mengetahui kejadian itu, Kepala Dinas Kesehatan Bolmong, Julin Papuling langsung menghubungi Kepala Pukesmas Maelang lewat telepon genggam. Lewat pembicaraan via telepon itu, terlihat Yuling sangat kecewa dan menyayangkan. “Itu tidak bisa, nantinya kami akan tindak lanjuti bedah dengan pasien jika ke dokter pribadi dan diberikan obat. Tapi kalau tindakan yang dilakukan oleh puskesmas itu tidak bisa,” kata Yulin dibalik telepon genggamnya saat melakukan pembicaraan dengan Kepala Puskesmas Desa Maelang.
Bahkan, Yulin meminta Kapus harus tegas kepada bawahanya. “Harus tegas kepada semua bawahan, jangan dibiarkan apalagi untuk oknum dokter yang telah melakukan pungli tersebut,” pungkasnya. (ahr)