KRONIK TOTABUAN, Politik – Perbedaan besaran anggaran Dana Desa (Dandes) di wilayah Indonesia bagian timur dan barat, membuat Politisi Sulawesi Utara (Sulut) Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) kekeuh berjuang agar bisa merebut 1 kursi di DPR-RI pada perhelatan pesta demokrasi 14 Februari mendatang.
Yasti dalam orasi politiknya saat melakukan kampanye dialogis di Kecamatan Passi Timur, Bolmong, mengungkapkan, sebagaimana Peraturan Kementerian Desa (Permendes) bahwa, Dandes di Indonesia bagian barat lebih tinggi anggarannya dibandingkan Dandes di wilayah Indonesia Timur.
“Dana desa di wilayah Indonesia bagian barat itu lebih tinggi atau minimal di atas 1 Miliar Rupiah. Sementara di kita itu sangat sedikit, hanya 700 sampai 800 Juta Rupiah,” ungkap Yasti.
Yasti menuturkan, dalam Permendes, Indonesia bagian barat diberikan lebih banyak karena jumlah penduduknya lebih banyak ketimbang yang ada di daerah-daerah lain.
Alasannya, di Indonesia bagian barat setiap desanya punya lahan kecil tapi jumlah penduduknya banyak. Sementara di Indonesia timur atau di Sulawesi Utara khususnya, lahan besar penduduknya sedikit. Sehingga di wilayah barat banyak anggaran untuk pemberdayaan.
“Insyallah jika saya terpilih menjadi anggota DPR-RI nanti, saya akan undang Menteri Desa dan saya akan minta untuk mengganti Permendes-nya, karena menurut saya ini tidak adil,” terang Yasti.
Menurut Yasti, memang benar biaya pemberdayaan sangat diperlukan untuk Indonesia bagian barat, tetapi di Sulut, penduduknya sedikit tetapi luas wilayah setiap Desa besar, sehingga harus diutamakan biaya pembangunan infrastrukturnya dibandingkan anggaran pemberdayaan.
“Jadi tidak boleh dibedakan, pemberdayaan dan infrasturktur ini sama-sama penting, jadi tidak boleh dibedakan, kalau disana dapat 1 Miliar maka disini juga harus dapat 1 Miliar. Itu yang akan saya perjuangkan Insyallah kalau saya terpilih nanti. Dan saya rasa itu akan jadi kenyataan,” jelas Yasti
Oleh sebab itu kata Yasti, kalau memilih wakil rakyat, pilih yang sudah memberikan bukti dan bukan janji. Serta lihat dulu apakah pernah bekerja nyata untuk daerah atau belum.
“Pilih yang rekam jejaknya jelas, lihat dulu pernah bekerja nyata untuk daerah ini atau baru menebar janji,” kata Yasti.(Falen)