BOLTIM– Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bolaang Mongondow Timur (Boltim) makan korban. Kali ini anak umur 6 tahun cucu dari Sudarno Ramen, Warga Modayag, Kecamatan Modayag, meninggal dunia karena virus ini.
Menurut Sudarno, cucunya awalnya hanya naik panas. Tapi ketika di bawa ke Puskesmas Modayag ternyata positif DBD, sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kandouw Manado.
“Empat hari cucu saya dirawat sebelum akhirnya meninggal dunia,” tutur Sudarno, Kamis (16/3).
Setelah cucunya meninggal, kata Sudarno, dirinya bersama tiga keluarga lainnya juga terjangkit DBD. Sehingga ikut dirawat di Puskemas Modayag.
“Saat cucu saya terjangkit, petugas Puskemas datang untuk memeriksa kami sekeluarga. Ternyata saya dan dua keluarga lainnya juga positif DBD. Saya dirawat di Puskesmas dan dua lagi dirujuk di Rumah Sakit Monompia, Kotamobagu,” kata Ramen.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim, Eko Marsidi mengungkapkan, kasus DBD terjadi di Desa Modayag merupakan temuan dari stafnya yang kemudian langsung dilakukan penanganan secara intensif pada keluarga terjangkit DBD.
“Kami sudah memberikan pengobatan pada keluarga terjangkit. Namun satu di antaranya meninggal,” ungkap Eko.
Hari ini Dinkes akan melakukan fogging di lokasi ditemukannya penyakit DBD. Untuk mengantisipasi menularnya DBD, pihaknya berencana melakukan tindakan pencegahan dini. Seperti pembersihan lingkungan dan perusakan sarang nyamuk dengan cara fogging.
“Ini menjadi pengalaman penting. Sehingga perlu dilakukan langkah secara masif untuk mengantisipasi terjadinya kasus serupa. Kesadaran warga juga diperlukan untuk membersihkan lingkungan, termasuk kalau ada gejala langsung dilaporkan ke Puskemas terdekat,” imbaunya.
Diketahui, berdasarkan laporan dari petugas Puskemas Modayag, sejak Januari lalu hingga Maret sudah ada 6 kasus DBD. “Tiap bulan ada dua kasus,” terang Frenly Mamuaja, salah satu petugas di IGD Puskesmas Modayag. (pgs)
Komentari