BOLMONG– Antisipasi menurunnya produksi pangan di tengah wabah virus Korona atau Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Perkebunan mulai menyalurkab bibit jagung manis untuk ditanam warga.
Hal itu disampaikan langsung Kepala Dinas (Kadis) Perkebunan Bolmong, Taufik Mokoginta, Jumat (1/5/2020).
Ia mengungkapkan, penyaluran itu dilakukan guna menyiapkan program ketahanan pangan individu. Untuk wilayah pertama, pupuk dan benih jagung manis telah disebar di wilayah Pantai Utara (pantura) melalui titik penanaman pada sentra-sentra kecamatan.
“Saat ini baru disalurkan di wilayah Pantura. Untuk wilayah lainnya menyusul. Pembagian tiap titik dapat 5 saset, dengan jumlah per sasetnya kurang lebih 3000 benih beserta pupuk kompos,” ungkapnya.
Sementara untuk cara penanaman diatur setiap 10 hari. Dengan begitu kata dia, panen di Kabupaten Bolmong bisa terus berlangsung secara terus menerus selama 1 hingga 2 bulan ke depan.
“Dari penanaman hingga panen di kawal langsung oleh Dinas Perkebunan, serta para koordinator PPL di masing-masing wilayah agar tepat sasaran saat penyaluran kepada masyarakat. Baik yang kurang mampu maupun warga yang terkena dampak Covid-19. Karena jika itu terlaksana dengan baik, imbasnya akan memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow sudah berpikir jangka panjang jika krisis pangan terjadi akibat Covid-19 dengan menginstruksikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur dan pekarangan dengan menanam.
“Semua itu bertujuan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan akibat potensi berkepanjangannya krisis Covid-19,” kata Yasti beberapa waktu lalu.
Selain itu, terkait ketahanan pangan individu ini, Sekda Bolmong Tahlis Gallang pun pernah menghimbau kepada masyarakat Bolmong lewat analis cerdasnya. Bahkan melalui akun sosial medianya, ia berujar agar setiap warga yang memiliki sawah, ladang, kebun dan pekarangan supaya tidak membiarkan lahan tidur.
“Kemampuan pemerintah untuk penyediaan bahan pangan hanya mampu bertahan paling lama selama 6 bulan. Sembilan Bahan Pokok (Sembako) maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) berapapun nomilanya yang disediakan oleh pemerintah, tak ada artinya lagi bila tidak ada stok pangan yang hendak dibeli,” ujar Tahlis. (len)