KOTAMOBAGU, kroniktotabuan.com – Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Kota Kotamobagu, Adnan Masinae, menyoroti lemahnya akurasi data demografi yang dinilai kerap tidak kredibel. Hal tersebut disampaikannya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Studi Kelayakan Sistem Informasi Demografi di Aula Bapelitbangda, Kamis (11/12/2025).
Adnan menegaskan, data demografi yang akurat menjadi fondasi utama dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah. Kesalahan data, menurutnya, berpotensi mengarahkan kebijakan ke jalur yang keliru.
“Semua pusat data ada di sini. Kalau salah mengarahkan, maka seluruh kebijakan ikut salah,” tegasnya.
Ia secara terbuka menyinggung penggunaan data yang tidak valid dalam berbagai kebijakan, termasuk pembahasan APBD dan program Anak Asuh. Pemerintah, kata Adnan, kerap hanya mengandalkan angka tanpa kepastian keakuratan.
“Kita tidak tahu secara pasti siapa yang berhak, siapa bapak asuh, dan berapa anggarannya. Selama ini kita hanya menyampaikan angka dari data yang tidak valid,” ujarnya.
Adnan juga menyoroti perbedaan data yang mencolok dari tahun ke tahun, yang menunjukkan lemahnya sistem pendataan daerah.
“Datanya simpang-siur. Tahun 2023 lima ribu, 2024 tiga ribu, 2025 enam ribu. Updating berjalan, tapi kita tidak mengikuti,” pungkasnya.
FGD ini diharapkan menjadi langkah awal perbaikan sistem informasi demografi agar perencanaan pembangunan di Kota Kotamobagu berbasis data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. (ewin)





Discussion about this post