• Berita Terbaru Sulawesi Utara, Totabuan, Indonesia – KronikTotabuan.com
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
kroniktotabuan.com
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
No Result
View All Result
kroniktotabuan.com
No Result
View All Result
Home Berita Nasional

Apa Bedanya Pelacur, WTS, PSK, Kupu-Kupu Malam?

by Rzha
November 2, 2017
in Berita Nasional
A A
0
Apa Bedanya Pelacur, WTS, PSK, Kupu-Kupu Malam?

Ilustrasi.

0
SHARES
8
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Ilustrasi.

JAKARTA – Dosakah yang dia kerjakan / Sucikah mereka yang datang / Kadang dia tersenyum dalam tangis / Kadang dia menangis di dalam senyuman…

Sudarwati yang popular dengan nama Titiek Puspa mencipta dan menyanyikan lagu berjudul ‘Kupu-kupu Malam’ itu pada 1976. Isunya, hingga kini masih dan akan selalu aktual.

RelatedPosts

Diikuti Ratusan Pelari, Kokot Runners Sukses Gelar Mini Offline Pocari Sweat Run Indonesia 2025 di Kotamobagu

Weekend Ini Gelar Road to Pocari Sweat Run, Kokot Runners Kembali Dipercaya Jadi Host PSRI 2025 di BMR

Ini Jadwal Pelantikan 270 Kepala Daerah Termasuk Kotamobagu

Tak diketahui pasti siapa yang menciptakan istilah ‘Kupu-kupu Malam’ dan kapan hal itu pertama kali dicetuskan. Hanya saja menurut sastrawan Yapi Panda Abdiel Tambayong alias Remy Sylado kata itu merupakan sebuah perumpamaan.

“Jadi, kupu-kupu itu kan indah tapi hidupnya pendek, cuma semalam dinikmatinya,” kata penulis novel Ca Bau Kan itu dilansir detikcom, Rabu (1/11/2017).

Kalau belum jadi kupu-kupu, dia melanjutkan, kan jelek, tidak bisa dinikmati.

Selain ‘Kupu-kupu Malam’ yang terasa puitis, istilah paling umum yang digunakan untuk menyebut perempuan yang biasa menjajakan diri adalah pelacur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dasarnya adalah ‘lacur’ yang berarti malang, celaka, sial. Atau merujuk kepada perlaku yang buruk.

Mungkin karena dirasa terlalu vulgar di masa era Orde Baru yang gemar menghalus-haluskan sesuatu, pada 1996 dibuatkan istilah yang terasa canggih untuk merujuk pelacur: Wanita Tuna Susila. Eufemisme ini diresmikan dalam bentuk Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 23/HUK/96, pemerintah lebih mengakui wanita tunasusila (WTS). Muncul karena perempuan itu tidak mempunyai susila. Tidak mempunyai adab dan sopan santun dalam berhubungan seks berdasarkan norma di masyarakat.

Baca Juga  Dua Pelajar SMKN 1 Kotamobagu Jadi Imam dan Khatib Idul Adha

Tapi menurut Kuncoro dan Sugihastuti dalam artikel mereka di Humaniora UGM, 1999, “Pelacur, Wanita Tuna Susila, Pekerja Seks, dan ‘Apa Lagi’: Stigmatisasi Istilah”, eufemisme itu sempat menuai kritik dari sejumlah kalangan. Sebab dalam kenyataannya yang menjadi pelacur tak cuma kaum perempuan tapi juga laki-laki yang dikenal dengan istilah gigolo.

Bagi sementara kalangan, istilah WTS pun sepertinya dirasa masih kurang atau tidak pas. Sehingga dalam waktu hampir bersamaan muncul istilah Pekerja Seks Komersial (PSK). Penggantian istilah pelacur menjadi pekerja seks, menurut Kuncoro dan Sugihastuti, berakar dari terminology sex worker yang diajukan oleh para penulis radikal. “Dalam banyak literature, istilah sex worker dalam referensi Barat, sebenarnya baru muncul pada awal 1990-an,” tulisnya.

Dalam kesimpulannya, dosen psikologi dan sastra di UGM itu menyatakan istilah pelacur sebetulnya lebih pas ketimbang WTS dan PSK. Sebab pelacur sejatinya tak membedakan jenis kelamin lelaki atau perempuan. “Secara denotatif dan konotatif, istilah pelacur itu lebih lengkap dan spesifik.” (detiknews)

Sumber: detik.com

Tags: kupu-kupu malammesum kotamobagupskPSK Kotamobagupsk manadowts
Rzha

Rzha

Next Post
Meiddy dan Nayodo Berpeluang Diusung PDIP Dampingi Tatong

Meiddy dan Nayodo Berpeluang Diusung PDIP Dampingi Tatong

  • 33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lantik 83 Pajabat Bolsel, Bupati Iskandar Kamaru: Jangan Bertingkah Seperti Bos!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 2026 Sulut Kebagian Rp7,9 Triliun DTU, Lihat di Sini Rincian Diterima Kabupaten Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemprov Sulut Gelar Asesmen Pejabat Eselon III, Dibuka Pj Sekprov Tahlis Gallang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Raih Podium Drag Race 2025 Kota Bitung, Ain Gallang Curi Perhatian Pecinta Otomotif Sulut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Logo Utama
Logo Dewan Pers
Dewan Pers
No: 1014/DP-Verifikasi/K/V/2022 Verified
Logo AMSI
Anggota AMSI
No Result
View All Result
  • Harga Emas Hari Ininew
  • Live StreamingTV
  • Klasemen Sepak Bolanew
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Visi dan Misi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • RSS KRONIKTOTABUAN
  • Karir
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Survei Pembaca

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

No Result
View All Result
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In