KOTAMOBAGU – Kebakaran hutan yang terjadi di Riau atau secara kolektif di dua pulau yaitu Sumatera dan Kalimantan, mendorang masyarakat Bolaang Mongondow Raya yang tergabung dalam organisasi dan komunitas membentuk Aliansi Peduli Riau pada Minggu, (22/9/2019)
Organisasi dan Komunitas itu terdiri dari Forum Pemuda Pelajar Muslim (FP2M) Kotamobagu, Persaudaraan Muslimah (Salimah), Hijabers Kotamobagu, Forum Lingkar Pena (FLP), Mahasiswa Akper, Mahasiswa Akbid, Mahasiswa Stimik Multicom Kotamobagu, Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (Peduli ABK), World Cleanup Day (WCD) Kotamobagu, Yayasan Al Falah, Gerakan Arah Baru Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).
Aksi yang digerakan oleh FP2M ini berlangsung sejak pukul 12.00 Wita hingga pukul 17.15 Wita. Peserta aksi melakukan longmarch dari lapangan Kelurahan Mogolaing menuju ke titik Bundaran tugu Perjuangan Permesta yang ada di pusat Kotamobagu.
Koordinator Lapangan Abdurahman Hamisi menyeru agar masyarakat peduli terhadap korban Karhutla ini, Abdurahman juga mengatakan bahwa kejadian kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan merupakan Ekosida.
“Sebagai sesama warga negara Indonesia mari kita peduli kepada saudara kita yabg tertimpa bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan,” ujar Abdurahman saat berorasi.
Dia menambahkan, kebakaran hutan dan lahan ini juga merupakan ekosida, yaitu pembunuhan secara tidak langsung terhadap makhluk hidup (Manusia, tumbuhan dan hewan).
Dalam aksi ini pun, masyarakat menunjukan kepedulian mereka dengan memberikan beberapa donasi untuk disalurkan melalui lembaga kemanusiaan ACT yang sudah turun langsung kelapangan.
Aksi damai diakhiri dengan rasa sukur dan mendoakan para korban kabut asap. (ahr)
