KOTAMOBAGU– Enam kader Bolaang Mongondow Raya (BMR) masuk Daftar Calon Sementara (DCS) Anggota DPR RI yang telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Mereka akan bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang melalui partainya masing-masing.
Hi Herson Mayulu (H2M) nomor urut 2 di PDI Perjuangan, Djelantik Mokodompit nomor urut 5 di Partai Golkar, Kamran Muchtar nomor urut 6 di Partai Nasdem, Benny Ramdhani (Brani) nomor urut 1 di Partai Hanura, Deddy Dolot nomor urut 1 dan Amalia Landjar nomor urut 6 di PAN.
Terkait peluang mereka terpilih ke Senayan nanti, pemerhati politik Febri Bambuena, punya pandangan bahwa hanya empat kader saja yang memiliki potensi besar.
“H2M, Djelantik, Kamran dan Brani yang menurut pandangan saya punya peluang terpilih ke Senayan. Dua nama lainnya belum banyak orang kenal dan baru saat ini muncul karena momentum pencalegan,” ungkap Febri saat dimintai tanggapan soal keberadaan kader BMR di bursa calon Anggota DPR RI.
Menurut Febri, H2M punya bekal sebagai Bupati Bolsel dua periode, ditopang partai besar, serta ketokohannya di BMR bahkan Sulut. Apalagi satu tahun terakhir, kata dia, H2M sudah sosialisasi ke semua daerah di Sulut termasuk di kantong Muslim di Kepulauan Sangihe, Sitaro dan Talaud.
“Setelah H2M, Djelantik Mokodompit juga berpeluang. Ketokohannya di BMR dan merupakan kader senior di Golkar Sulut. Mantan Walikota Kotamobagu, serta selama ini kita tahu punya basis pendukung mengakar di wilayah BMR,” kata dia menganalisa.
Meski tergolong baru, Kamran Muchtar juga dianggapnya punya potensi. Apalagi jika benar Kamran ditopang penuh Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow dan Walikota Tatong Bara.
“Sedangkan Benny Ramdhani, kita tahu bersama punya pendukung militan di akar rumput. Tiga periode anggota DPRD Sulut dan Pemilu sebelumnya terpilih sebagai anggota DPD RI adalah ukurannya,” ucapnya.
Dia menambahkan, yang jadi tantangan empat kader BMR tersebut adalah bagaimana pertarungan di internal partai.
BMR, lanjut mahasiswa jurusan ilmu politik di Makassar ini, harus bisa mempertahankan tradisi minimal dua kursi di DPR RI.
“Kalau Pemilu 2009 dan 2014 lalu BMR bisa mengutus Aditya Anugrah Moha dan Yasti Soepredjo Mokoagow, maka 2019 ini harapan kita dua kursi itu bertahan atau lebih. Potensi itu ada, karena pemilih BMR termasuk besar dan di luar BMR empat kader ini juga terterima. Apalagi di kantong suara Muslim di Minahasa Raya, Bitung dan Kepulauan,” tandasnya. (vdm)