KOTAMOBAGU– Sebagai pemimpin daerah wajib memberikan pelayanan maksimal untuk masyarakatnya, terutama di bidang pembangunan infrastruktur.
Walikota Kotamobagu Tatong Bara melakukan itu. Tak henti memperjuangkan kepentingan masyarakat umum. Meski belakangan dia disebut sebagai pemimpin yang jarang memenuhi undangan hajatan masyarakat.
Padahal, ketidak hadiran Tatong, memiliki alasan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Memperjuangkan anggaran di pusat untuk dibawa ke daerah.
Warga di Desa Bilalang II, Kecamatan Kotamobagu Utara, memahami itu. Warga di sana menyebut, Tatong bukan hanya pemimpin yang datang untuk kampanye, melainkan untuk memenuhi kewajibannya sebagai pemimpin untuk memakmurkan masyarakat.
“Saya sangat tidak setuju jika ibu Tatong dibilang jarang memenuhi undangan. Memang beliau jarang ada di hajatan, tapi saat beliau datang, tidak dengan tangan kosong, melainkan beliau membawa hasil kerja keras beliau untuk diberikan ke masyarakatnya. Bukan datang terus hanya berkampanye saja,” ujar Ismail Mokoginta, warga Desa Bilalang II, Senin (5/2/2018).
Walikota Tatong Bara saat diwawancarai mengaku, dirinya memang jarang memenuhi undangan hajatan masyarakat, sebab dirinya harus bekerja melobi anggaran ke pemerintah pusat untuk masyarakatnya.
“Saya jarang datang, tapi saat saya datang, Alhamdulillah ada yang saya bawa ke masyarakat. Kewajiban pemimpin harus begitu, jangan kita hanya datang saja namun apa kebutuhan masyarakat kita tidak penuhi,” kata Tatong.
Lanjutnya, Kotamobagu setiap tahun mendapatkan anggaran terbesar dibandingkan daerah lain di Sulut untuk pembangunan.
“Untuk dana desa tahun ini kita mendapat anggaran sebesar Rp17 miliar lebih. Sedangkan ADD sebesar Rp39 miliar lebih. Ini angka yang besar, kalau tahun 2017 lalu kita hanya mendapat dana desa sebesar Rp15 miliar lebih. Jadi lewat anggaran ini, kebutuhan pembangunan infrastruktur dan penunjang kebutuhan masyarakat bisa terwujud,” jelasnya. (rza)