KRONIK TOTABUAN – Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) melakukan penandatangan MoU bersama Bank SulutGo (BSG) terkait program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bohusami Bakobong klaster pertanian, padi dan jagung.
Penandatanganan kesepakatan tersebut dilakukan Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow bersama pihak Bank SulutGo bertempat di Kantor Pusat BSG Manado, selasa (19/4/2022).
Bupati Yasti menilai, Program Bohusami Bakobong akan membantu para petani untuk lebih merasakan kesejahteraan karena kurangnya permodalan serta pengetahuan.
“Dengan adanya pembiaayaan KUR program Bohusami Bakobong dengan skema pembiayaan yang aman, murah dan cepat, dipastikan bisa lebih meningkatkan kesejahteraan bagi para petani,” terang Yasti.
Bupati Yasti mengatakan, bantuan dana KUR dari pihak Bank SulutGo tersebut bernilai Rp20 Milyar. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari program percepatan pemulihan ekonomi rakyat terutama di Kabupaten Bolmong.
“Ini dilakukan, karena mayoritas penduduk masyarakat khususnya di pedesaan melakukan aktivitas pada sektor pertanian. Kami berharap ini mampu membantu masyarakat Kabupaten Bolmong dalam meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat,” ungkap Yasti
Bupati Yasti juga mengajak semua masyarakat yang berprofesi sebagai petani untuk memanfaatkan bantuan KUR tersebut, untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendapatan mereka.
“Ini bantuan dari pemerintah, tapi harus dikembalikan. Tujuannya tak lain berguna untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata Yasti.
Menurutnya, pertanian di Kabupaten Bolmong masih menjadi sektor unggulan. Potensi tersebut terus dimanfaatkan pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan bagi para petani serta para pelaku UMKM.
Salah satunya dengan menggandeng Bank SulutGo dalam bidang Kredit Usaha Rakyat (KUR) lewat program “Bohusami Bakobong”.
“Program Bohusami Bakobong dinilai akan membantu para petani untuk lebih merasakan kesejahteraan karena kurangnya permodalan serta pengetahuan. Belum lagi diperhadapkan dengan adanya munculnya tengkulak yang membeli hasil panen dengan harga rendah,” jelas Yasti.
Ia mengaku dengan bunga yang hanya 6 persen saja pertahunnya, KUR Bohusami Bakobong ini diyakini akan sangat membantu para petani di Bolmong.
“Dengan bunga yang hanya 6 persen setahun, ini sangatlah ringan jika dibandingkan dengan meminjam di tempat lain,” tegas dia.
Selain itu, kata Yasti dari program Bohusami Bakobong tersebut, petani juga mendapatkan kepastian terkait penjualan hasil panennya dengan harga yang sesuai.
“Kita nanti akan atur harganya. Misalnya harga di pasaran Rp 5.600, maka kita akan atur harga yang didapat petani minimum Rp 5.500. Tapi kalau harga turun Rp 5.000, maka petani juga akan mendapatkan Rp 5.000, jadi petani tak akan rugi,” ungkapnya.
Sedangkan untuk resiko gagal panen, Yasti mengatakan akan dicover oleh asuransi Jasindo. Ia mencontohkan, Misalnya, didalam satu hektar ada gagal panen 50 persen, 50 persen plus bunganya itu dibayarkan oleh Jasindo kepada petani. Jadi tak ada resiko bagi petani.
Lanjutnya, sektor pertanian Bolmong menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dengan demikian, program Bohusami Bakobong yang sudah diinisiasi Bank Sulutgo dan OJK Sulutgo Malut ini pasti akan sangat membantu petani untuk kemudian menggerakan roda perekonomian di Kabupaten Bolmong. (falen)