
KOTAMOBAGU– 21 kontingen Kotamobagu yang akan berangkat ke Pekan Nasional (Penas) Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Aceh, dilepas Walikota Tatong Bara, Rabu (3/5), di aula kantor walikota. Menariknya, dari 21 kontingen tersebut, diduga sebagian besar bukanlah anggota kelompok tani atau nelayan aktif di kelurahan maupun desa.
Hal ini menimbulkan pertanyaan banyak pihak. Bahkan beberapa kelompok tani menduga pemilihan peserta Penas KTNA ini hanya melihat dari unsur kedekatan dengan pejabat di dinas maupun top eksekutif.
“Mekanisme pemilihan peserta yang ke Penas tidak jelas. Kami kelompok tani aktif di kelurahan dan desa tidak pernah tahu. Sudah begitu setiap tahun. Hanya yang dekat dengan pejabat dipilih, meski mereka bukan kelompok tani dan nelayan,” ujar sejumlah Ketua Gapoktan meminta nama mereka dirahasiakan.
“Pemilihan kontingen penas jadi ajang pejabat memberangkatkan orang dekat mereka. Kami berharap walikota tahu soal ini karena yang beliau juga yang akan dirugikan jika gapoktan bereaksi,” kata sumber lagi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kotamobagu Hardi Mokodompit saat dikonfirmasi menyatakan, pemilihan kontingen bukan kewenangannya tapi pengurus KTNA Kotamobagu. Hardi menyebut dinasnya hanya memfasilitasi anggaran
“Kami hanya minta berkas hasil seleksi. Peserta itu direkrut oleh mereka. Kalau ada tidak sesuai, itu kesalahan tim seleksi. Pertanyakan kredibilitas KTNA sebagai organisasi menaungi gapoktan,” kata Hardi.
Soal besaran anggaran untuk memberangkatkan kontingen ke Penas 2017 ini di Aceh, Hardi mengaku lupa totalnya. “Nanti saya cek ke staf. Tapi yang jelas mereka juga dapat uang saku,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KTNA Kotamobagu Felly Paputungan belum berhasil dimintai konfirmasi. Didatangi di kediamannya di Kelurahan Matali, Kecamatan Kotamobagu Timur, rumah dalam keadaan terkunci. (rez)