• Berita Terbaru Sulawesi Utara, Totabuan, Indonesia – KronikTotabuan.com
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
kroniktotabuan.com
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
No Result
View All Result
kroniktotabuan.com
No Result
View All Result
Home Pojok Penulis

‘’Maniso’’ dan ‘’Gatotel’’, Berakhir dengan Bisik-bisik dan Cubit-cubitan

by Rzha
Agustus 11, 2017
in Pojok Penulis
A A
0
Conch dan ‘’Grap-grap’’ Penegakan Hukum (1)

Katamsi Ginano

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Katamsi Ginano

BUPATI Boltim, Sehan Landjar, memang selalu jadi darling media. Urusan kecil yang tak penting-penting amat, sekadar baku sedu dan kekenesan penggunaan bahasa, asal terkait atau dikaitkan dengan Eyang, bisa sontak dapat perhatian dan diviralkan seolah dunia di BMR sedang bergetar.

Tapi itulah Eyang, Bupati yang bagi saya sedekat saudara dan karib—dalam arti seutuhnya. Yang mudah ‘’meledak’’ tapi juga gampang tertawa dan mewek. Bahkan setelah bertahun-tahun mengenal dia, saya masih kerap kepeleset menafsir, apakah Eyang sedang serius atau cuma bercanda. Sedang berakting sebagai Bupati dan politikus piawai, atau ternyata lagi memainkan peran orang Mongondow kelahiran Boltim yang doyan lawak dan berbual.

RelatedPosts

Mencegah Jatuh Pada Lansia dengan Balance Exercise

Pemanfaatan Media Elektronik dalam Proses Belajar Mengajar di SMP N 5 Lolak

PRINSIP DASAR KEUANGAN SYARIAH & LAPORAN KEUANGAN ENTITAS (BANK) SYARIAH

Eyang yang sama itulah yang ‘’disentil’’ Wagub Sulut, Steven Kandouw, saat memberikan sambutan di acara Road Show Perpustakaan tingkat provinsi yang dilaksanakan di Lapangan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Rabu, 9 Agustus 2017. Wagub yang sejatinya bicara tentang buku dan budaya baca-membaca, mendadak berbelok membahas rencana Bupati Boltim membangun RS, dikaitkan dengan disiapkannya RS Kotamobagu sebagai RS Rujukan regional di BMR.

Ketika itu, tulis kroniktotabuan.com di berita Steven: Sampaikan ke Sehan Landjar Jangan Maniso Buat RSUD Baru, Rabu, 9 Agustus 2017 (https://kroniktotabuan.com/boltim/steven-sampaikan-ke-sehan-landjar-jangan-maniso-buat-rsud-baru), Wagub mengatakan, ‘’Jadi bilang ke Bupati Sehan Landjar, tidak usah maniso-maniso bangun rumah sakit baru lagi. Karena untuk BMR sudah disiapkan RSU Kotamobagu untuk rujukan.’’

Dirunut lebih cermat, Wagub Steven tidaklah melarang Eyang membangun RS di wilayahnya. Hanya saja, tipe RS yang bakal didirikan tidak setara dengan RS Kotamobagu. Dengan begitu, di regional BMR hanya ada satu RS rujukan agar sumber daya (manusia dan dana) yang dialokasikan terfokus, optimal, dan tepat sasaran.

Baca Juga  Bupati Yasti Sambut Kepala BKKBN RI dan Wagub Sulut dengan Adat Mongondow

Sampai di situ, menurut hemat saya, tidak ada yang salah dengan substansi pernyataan Wagub Steven. Lagipula, dengan situasi anggaran negara saat ini, sekalipun fasilitas kesehatan menjadi salah satu perhatian utama pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla, membangun RS (sekadar tipe D) memerlukan persyaratan—dan biaya—tidak sederhana. Permenkes No. 56/2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit sudah jelas dan tuntas memaparkan. Ditambah lagi berbagai tetek-bengek yang ujung-ujungnya adalah sertifikasi layak-tidaknya fasilitas yang dibangun dioperasikan sebagai RS.

Memang bukang gampang membangun RS. Tidak sekadar maniso-maniso.

Alih-alih menjadikan substansi, yakni persyaratan berat dan kebutuhan dana besar untuk pembangunan RS, media justru menyoroti bahasa yang dipilih Wagub dalam pidatonya. Itupun cuma kata ‘’maniso-maniso’’ yang lalu disorot seolah negatif bagai ‘’cap lepra’’. Kata ini pulalah yang membuat Eyang—sebagai subyek yang dituju—langsung meradang. Mengingat dia adalah salah satu elit ‘’kesayangan’’ media (sebab komentar-komentarnya memang hampir selalu ‘’bocor alus’’ dan amat sangat layak kutip), reaksi Bupati Boltim segera pula menghiasi jagad media (siber) di BMR.

Situs berita totabuan.co, Kamis, 10 Agustus 2017, memajang judul Sehan: Wakil Gubernur Steven Kandouw Belum Pintar Gunakan Kalimat (http://totabuan.co/2017/08/sehan-wakil-gubernur-steven-kandouw-belum-pintar-gunakan-kalimat/), yang mengutip, ‘’Sekelas Wakil Gubernur tapi belum pintar menggunakan kalimat dan masih kurang paham tentang kaidah. Tapi saya memahami bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda soal tata bahasa.’’ Persahutan ini dengan segera jadi ‘’dabu-dabu’’ dibalas dengan ‘’rica-rica’’.

Media lain, Tribun Manado, menurunkan berita Sehan: Soal Tipe Rumah Sakit Bukan Wewenang Pemkab Boltim (http://manado.tribunnews.com/2017/08/10/sehan-soal-tipe-rumah-sakit-bukan-wewenang-pemkab-boltim), lebih lunak dan hati-hati. Namun, tetap saja situs ini mengutip komentar Eyang yang tak kalah pedas, bahwa, ‘’Saya katakan bahwa Steven Kandow belum pintar menggunakan kalimat dan masih kurang paham tentang kaidah bahasa, sehingga beliau sampai gunakan bahasa yang kurang etis untuk pejabat sekelas Wakil Gubernur.’’

Baca Juga  MATA

Tanpa bermaksud membela Wagub Steven—yang juga bertahun-tahun saya kenal akrab—, dalam perspektif bahasa di Sulut, pilihan katanya (menggunakan ‘’maniso’’) semestinya tidaklah heboh-heboh amat dan perlu ‘’dikompor-kompori ‘’ hingga menjadi pemantik perbenturan pribadi dengan Eyang. ‘’Maniso’’ adalah bahasa Manado untuk ‘’genit’’. Dan KBBI mengartikan ‘’genit sebagai ‘’bergaya-gaya (tingkah lakunya); banyak tingkahnya; keletah’’ (https://kbbi.web.id/genit).

Telahaan yang lebih populis, sekadar duga-duga budaya berbahasa (lebih jelasnya biarlah urusan ahlinya), dalam pandangan saya, pernyataan Wagub adalah ekspresi karena dia menempatkan Eyang sederajat. Kata-kata seperti ‘’maniso’’, dalam konteks umum seperti saat Wagub Steven menyampaikan pidatonya, lebih menunjukkan kedekatannya dengan Eyang ketimbang maklumat permusuhan.

Apa bedanya kalimat awal yang menggunakan ‘’maniso’’ dengan: ‘’Jadi bilang ke Bupati Sehan Landjar, tidak usah bergaya-gaya bangun rumah sakit baru lagi’’? Atau, ‘’Jadi bilang ke Bupati Sehan Landjar, tidak usah banyak gaya bangun rumah sakit baru lagi’’? Memang tetap bikin jengkel, tapi tidak bermaksud menghina, apalagi mengaitkan dengan ‘’laki-laki gatotel’’ atau—lebih buruk lagi—‘’pria sundal’’.

Maka, demi kemaslahatan semua pihak, barangkali ada baiknya isu ‘’maniso’’ ini dikembalikan pada subtansinya, bahwa: kabupaten/kota mustahak membangun fasilitas kesehatan yang memadai, sesuai kebutuhan masyarakat dan wilayahnya. Sejalan dengan itu, berkenaan dengan konteks BMR, wajib pula didirikan dan dioperasikan sebuah fasilitas kesehatan (RS) yang menjadi rujukan regional.

Selebihnya, dengan timbangan yang adil, harus diakui dalam pidatonya Wagub memang ‘’maniso’’ memilih kata bersayap yang multi tafsirnya cenderung risih; sedang Eyang juga serta-merta mendidih hati dan ‘’gatotel’’ bikin pernyataan yang melebar dan meluber-luber. Tapi, dengan mengenal baik Wagub dan Eyang, tampaknya solusi terbaik dari silang mulut dua elit di Sulut ini gampang belaka: selesaikan di rumah kopi dengan bisik-bisik dan cubit-cubitan.

Baca Juga  Prestasi Hebat Membangun Bolmong

Dan untuk urusan perbisikan dan percubitan itu, saya berani bertaruh, Eyang akan menang mutlak dari Wagub Steven.***

Singkatan dan Istilah yang Digunakan:

BMR: Bolaang Mongondow Raya; Boltim: Bolaang Mongondow Timur; Jokowi: Joko Widodo; KBBI:Kamus Besar Bahasa Indonesia; Permenkes: Peraturan Menteri Kesehatan; RS: Rumah Sakit; RSU: Rumah Sakit Umum; Sulut: Sulawesi Utara; Wagub: Wakil Gubernur; dan Wapres: Wakil Presiden.

Sumber: http://kronikmongondow.blogspot.co.id/

Tags: steven kandouw
Rzha

Rzha

Next Post

BPK Mulai Periksa Dokumen LKPD

  • 33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lantik 83 Pajabat Bolsel, Bupati Iskandar Kamaru: Jangan Bertingkah Seperti Bos!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 2026 Sulut Kebagian Rp7,9 Triliun DTU, Lihat di Sini Rincian Diterima Kabupaten Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemprov Sulut Gelar Asesmen Pejabat Eselon III, Dibuka Pj Sekprov Tahlis Gallang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Raih Podium Drag Race 2025 Kota Bitung, Ain Gallang Curi Perhatian Pecinta Otomotif Sulut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Logo Utama
Logo Dewan Pers
Dewan Pers
No: 1014/DP-Verifikasi/K/V/2022 Verified
Logo AMSI
Anggota AMSI
No Result
View All Result
  • Harga Emas Hari Ininew
  • Live StreamingTV
  • Klasemen Sepak Bolanew
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Visi dan Misi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • RSS KRONIKTOTABUAN
  • Karir
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Survei Pembaca

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

No Result
View All Result
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In