BOLMONG, kroniktotabuan.com – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Yulius Selvanus Komaling (YSK), mengungkapkan bahwa data terbaru, produksi beras di daerah ini terus mengalami penurunan dan berimbas pada kenaikan harga di pasaran yang terus terjadi.
Kebutuhan beras di Sulut per tahun sekira 270 ribu ton. Sedangkan total produksi saat ini hanya sekira 150 ribu ton atau defisit 120 ribu ton.
YSK menyoroti beberapa faktor yang menjadi penyebab menurunnya produksi beras. Salah satunya adalah beralihnya petani ke tanaman nilam. Sawah yang awalnya ditanami padi diubah menjadi kebun nilam.
Gubernur YSK meminta kepada petani terutama yang ada di Bolaang Mongondow (Bolmong) agar mendukung program ketahanan pangan.
“Lahan sawah tanamlah padi, bukan nilam,” ujar YSK saat menghadiri HUT Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (MIBM), Sabtu, 28 Juni 2025.
YSK mengingatkan bahwa lahan sawah tidak cocok untuk tanaman nilam karena kadar PH di lahan sangat tinggi.
“Nilam yang ditanam di lahan sawah tidak baik kualitasnya karena PH-nya tinggi. Nilam akan menguning, kualitas minyak jelek, harga turun,” katanya.
YSK bertekad akan menjadikan Bolmong kembali lagi sebagai lumbung beras terbesar di Sulut.***


