KOTAMOBAGU- Menutup perayaan Idul Fitri, Kelurahan Motoboi Besar, Kecamatan Kotamobagu Timur, Sulawesi Utara (Sulut), punya tradisi sendiri. Warga setempat setiap tahun menggelar Hari Raya Binarundak.
Binarundak lebih dikenal luas masyarakat Sulut dengan sebutan nasi jaha (lemang). Tradisi menggelar Hari Raya Binarundak sudah berlangsung cukup lama dan tetap dijaga dan dilestarikan warga.
Warga menggelar kegiatan ini di hari ke empat setelah Idul Fitri. Tujuannya sebagai acara penyambutan warga kelurahan ini terhadap sanak saudara yang pulang dari rantau. Sekaligus juga jamuan bagi sahabat dan kerabat yang berasal dari kelurahan/desa tetangga.
“Untuk menyambut sanak saudara yang mudik ke kampung saat lebaran, serta ajang silaturahmi antarsesama. Biar kita selalu menyatu sebagai keluarga,” kata Zulfan, Senin (18/6/2018).
Kegiatan ini memiliki nilai filosofis mendalam dari waktu atau masa ke masa. Binarundak bisa artikan sebagai makanan tradsional yang bisa menyatukan. Sebagaimana rempah-rempah yang digunakan pada binarundak, semua rempahnya menyatu dalam wadah bambu.
“Makanan tradisional ini merupakan simbol pemersatu,” katanya.
Zulvan menambahkan, semua warga menyediakan binarundak di rumah masing-masing. Ada juga secara berkelompok. Bahkan pemerintah kelurahan sudah mengatur agar setiap lingkungan membuat tenda dan menyiapkan makanan utama binrundak untuk menjamu tamu yang datang.
“Anggarannya paling besar swadaya masyarakat. Ada juga bantuan Pemerintah Kotamobagu,” ucapnya. (tr1/zha)