KRONIK TOTABUAN, LOLAK – Peringati Hari Bumi Nasional ke-55 Tahun 2025, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Turut mensukseskan gerakan tanam 1 juta pohon matoa, Selasa (22/4/2025). 
Gerakan menanam 1 juta pohon matoa oleh Kemenag Bolmong ini guna menindaklanjuti Keputusan Menteri Agama nomor 244 Tahun 2025, Tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI No.182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dalam rangka peringatan Hari Bumi ke-55.
Kepala Kantor Kemenag Bolmong, Shabri Makmur Bora, diikuti seluruh jajaran Kemenag Bolmong, terlebih dahulu menyaksikan secara virtual launching penanaman 1 Juta Pohon matoa oleh Menteri Agama RI KH. Nasaruddin Umar, selanjutnya secara serentak dilanjutkan penanaman di lingkup Kantor Kemenag Bolmong dan seluruh Madrasah, Kantor KUA serta tempat umum dan tempat-tempat ibadah.
Shabri Makmur Bora dalam kesempatannya mengungkapkan, momentum hari bumi ini sesuai Asta Protas Kementerian Agama dalam bidang penguatan ekoteologi dengan tujuan mendorong kesadaran umat beragama dan merawat lingkungan.
“Penguatan ekoteologi yang dimaksudkan ini yakni mencintai ciptaan tuhan, menjaga bumi sebagai rumah bersama dan mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” terang Bora
Lanjut Shabri, pihaknya pun menyediakan sebanyak 2.504 pohon bibit siap tanam dan disebar di 74 titik penanaman.
“Gerakan menanam pohon ini menjadi contoh nyata dan praktik baik dalam upaya pelestarian alam di tengah fenomena krisis iklim global,” sambungnya.
Menurut Kakan Kemenag Bolmong, isu lingkungan menjadi agenda nasional yang melibatkan semua sektor, termasuk keagamaan.
“Gerakan ini juga sekaligus menunjukkan komitmen Kementerian Agama terhadap gerakan hijau yang berbasis nilai,” ucapnya
Kegiatan ini juga kata Shabri, merupakan bagian dari upaya untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
“Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan gerakan ini dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar dalam pengelolaan lingkungan hidup,” tutupnya. ***


