BOLTIM– Dermaga Kelas III Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, sudah puluhan tahun tak difungsikan lagi. Padahal, aktifitas melaut nelayan setempat sangat bergantung pada Dermaga itu.
Selain terlihat rusak parah, bolder atau tempat ikat tali kapal juga sudah tidak kuat lagi. Tiang dermaga bukan berada di air lagi, namun sudah di pesisir pantai akibat air yang sudah dangkal.
“Kami sudah tidak parkir di dermaga karena airnya dangkal,” kata Juma Mokoagow, nelayan asal Kotabunan.
Sebagai nelayan, Juma menuturkan, Dermaga tersebut sejak dulu sangat membantu masyarakat. Tapi, dengan kondisi pelabuhan Kotabunan yang seperti saat ini, harapan masyarakat untuk menggantungkan hidup sehari-hari dengan melaut, harus diurungkan.
“Keadaan dermaga sangat memperhatinkan, apalagi sudah puluhan tahun belum direnovasi. Padahal adanya dermaga ini, bisa meningkatkan perekonomian kami masyarakat,” ujar Juma, Jumat (31/5/2019).
Diketahui, pelabuhan ini dibangun sekira tahun 1983. Jika dihitung sampai 2019 ini, usia dermaga mencapai 36 tahun. Sayangnya, tak da perhatian dari Pemerintah Daerah (Pemda) Bolmong Timur dan Pemrov Sulut, apalagi dari pemerintah pusat untuk membangunya kembali.
John Andaria selaku security di Pelabuhan Kotabunan mengatakan, dirinya sudah 25 tahun bekerja disana dan belum pernah melihat ada kapal yang berlabuh atau bertahan lama di Dermaga.
“Sudah tidak layak karena dermaga ini tak memenuhi standar untuk pelabuhan,” ujar John.
Kekuatan konstruksi yang ada di Dermaga diperkirakan tinggal 10 sampai 20 persen. Dari Pemprov Sulut kata John, sudah pernah datang beberapa waktu lalu untuk cek langsung dermaga ini apakah masih layak digunakan atau tidak.
“Saya sudah melarang perahu atau kapal untuk bersandar walau pun hanya sebentar. Karena kondisinya rawan roboh,” ungkapnya.
Anggota DPRD Boltim, Tomy Sumendap mengatakan, dua minggu lalu sudah berkoordinasi ke Jakarta dengan Kementrian Kelautan, tentang pembangunan pelabuhan Kotabunan.
Waktu lalu, pelabuhan ini dialihkan ke dermaga pariwisata, namun terkendala Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Tapi 2020 mendatang ada dana pembangunan dermaga untuk darat dengan anggaran sebesar Rp3 miliar lebih.
“Sedangkan untuk dermaga di bagian laut, masih menunggu kajian lingkungan. Apakah pembangunanya mengangu ekosistem laut atau tidak. Jika sudah ada kajian maka dianggarkan Rp27 miliar. (hik)