BOLMONG– Kematian pria berumur 61 tahun, salah seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Desa Mopuya, Kecamatan Dumoga Utara, Jumat (10/4/2020) kemarin, membuat Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow (Bolmong) kerja keras.
Tracking atau penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien dilakukan.
Setelah itu, rapid test dan pelaksanaan protokol Covid-19 harus dilakukan. Seperti karantina dan pemeriksaan intens.
Baca Juga: Banyak Penyakit Penyerta, Dandel: Hasil Swab PDP Asal Mopuya Belum Ada
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bolmong, Yusuf Detu, tracking langsung dilakukan untuk segera memastikan tindakan dalam penanganan.
Meski kata Yusuf, PDP asal Mopuya tersebut belum tentu meninggal karena positif Covid-19. Apalagi pasien meninggal dengan banyak penyakit penyerta.
“Pasien mengalami gagal ginjal, diabetes, dan ada juga penyakit lain. Sudah komplikasi. Tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan,” ujar Yusuf.
Selain orang terdekat, tracking juga harus dilakukan kepada petugas medis di sebuah klinik di Mopuya yang merawat pasien sebelum dirujuk ke RSUD Kotamobagu.
“Semua yang ada kontak dengan pasien kita akan rapid test dan isolasi. Tapi kita berharap hasil swab nanti yang akan keluar adalah negatif,” katanya.
Diketahui PDP asal Mopuya ini meninggal dunia kemarin di RSUP Kandou Manado. Pasien dimakamkan di Mopuya dengan protokol Covid-19 karena pihak rumah sakit menilai penyebab kematian ada gejala mengarah ke Covid-19.
Namun untuk memastikan itu postif atau negatif, hasil swab masih ditunggu. Sampel sudah dikirim ke laboratorium di Makassar. (nza)