BOLMONG – Masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengisi peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 tahun Kemerdekaan (17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2020) dengan berbagai cara dan kegiatan.
Pemasangan bendera merah putih di depan rumah adalah salah satunya. Ini merupakan kebiasaan sejak lama dan terus lestari. Selain itu, ada perlombaan panjat pinang dan olah raga serta kesenian. Peringatan kemerdekaan tahun ini tak seperti tahun sebelumnya.
Meski dalam masa pandemi Covid-19, semangat peringatan HUT kemerdekaan di daerah penghasil lumbung beras, pemilik kekayaan sumber daya alam melimpah dan akan menjadi kawasan industri, tak redup, tetap meriah. Malah semakin membara, apalagi bagi kaum milenial.
Di wilayah Bolaang Mongondow, ada hal menarik berkaitan dengan perayaan HUT kemerdekaan ke 75 tahun.
Seperti di Desa Solog Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Hari Proklamasi Kemerdekaan tahun ini, dimeriahkan dengan kegiatan pemuda serta pemudi Karang Taruna.
Tepatnya Senin 17 Agustus 2020 sekira pukul 11.00 wita, saat detik-detik proklamasi kemerdekaan dibacakan, aktifitas kendaraan di jalan trans sulawesi yang menghubungkan Provinsi Gorontalo dan Bolmong, hingga ke Manado, masih padat dan lumayan ramai.
Tiba-tiba hadir di jalan trans sulawesi Desa Solog, 25 orang pemuda dan pemudi karang taruna yang membentangkan bendera merah putih sepanjang 75 meter.
Bahkan, mereka berjalan mengelilingi desa. Dari lorong ke lorong, hingga ke jalan raya lagi. Bendera 75 meter itu terus berkibar bersama dengan hembusan angin dipegang erat para pemuda generasi hebat bangsa.
Bendera yang membentang dan berkeliling itu tetap berkibar dan tidak pernah sekalipun jatuh ke tanah. Tetap dijaga oleh 25 orang pemuda dan pemudi tadi. Sambil berjalan terdengar pekik suara lantang, merdeka. Hingga sampai ke lapangan desa.
Apa yang dilakukan pemuda dan pemudi karang taruna Desa Solog saat itu, adalah bentuk kecintaan terhadap Bangsa dan Negara.
Tentu bukan itu saja, kesiapan mereka keliling desa pada siang hari dengan membawa bendera sepanjang 75 meter dibawah panasnya matahari, juga bagian dari semangat menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia.
Sekretaris Desa (Sekdes) Solog, Hardiono Kobandaha mengungkapkan, para pemuda pemudi di desa tersebut telah merencanakan sebelumnya. Ini mereka lakukan sebagai bentuk kencintaan kepada tanah air Republik Indonesia.
“Ini dilakukan guna membangkitkan kembali semangat generasi milenial agar lebih menghargai perjuangan para pendahulu yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ujar dia.
Menakjubkan. Anggaran pembuatan bendera merah putih yang dijahit dengan panjang 75 meter itu, bersumber dari swadaya masyarakat Desa Solog. Benar-benar menandakan semangat Nasionalisme mereka terus tumbuh dan tetap kuat.
Ketua Katang Taruna Desa Solog, Meydi Mokobombang membenarkan hal itu. Dia menuturkan, rencana perayaan HUT kemerdekaan seperti itu, telah dipersiapkan bersama rekan-rekanya jauh sebelum 17 Agustus 2020.
“Murni swadaya masyarakat dana untuk pembuatan bendera. Yang membawa bendera tersebut keliling kampung yakni kurang lebih ada 25 orang,” jelas Meydi.
Tentu banyak yang bertanya dalam benak, mengapa panjang bendera itu 75 meter? Nah, ketika kami tanyakan kepada Meydi, menurutnya panjang bendera disesuaikan dengan usia HUT kemerdekaan tahun ini, yakni 75 tahun.
“Ini sudah dipersiapkan sejak minggu lalu, sebelum perayaan HUT ke-75 kemerdekaan. Sedangkan untuk panjang bendera disesuaikan dengan tahun kemerdekaan ke-75 tahun,” kata Meydi.
Ada juga yang tak kalah menarik dari pemuda dan pemudi karang taruna desa Solog. Apa itu? Peringatan HUT ke 75 kemerdekaan yang dilaksanakan Satuan Polisi Lalu lintas Polres Kotamobagu.
Memangnya apa yang mereka lakukan?
Begini, 17 orang personil Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Kotamobagu, juga membentangkan bendera merah putih pada saat hari proklamasi kemerdekaan. Hal ini menjadi menarik karena baru pertama kali dilakukan.
Bendera merah putih dengan panjang 10 meter, dibentangkan di Puncak Pomantoan Desa Passi, Sabtu (15/8/2020). Tangan kanan 17 personil polri pada sikap hormat, sedangkan tangan kiri memegang ujung bendera setinggi dada. Mereka pun menggunakan ikat kepala merah putih lengkap dengan pakaian dinas.
Kapolres Kotamobagu AKBP Prasetya Sejati, SIK melalui Kasat Lantas Polres Kotamobagu AKP Novita Citra MR, SIK mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membangkitkan semangat kebangsaan.
“Kami Satuan Lalu Lintas Polres Kotamobagu membentangkan bendera merah putih di puncak Pomantoan Passi, selain mengingatkan kita semua akan hari kemerdekaan juga untuk turut mengobarkan semangat nasionalisme,” ungkapnya, dilansir dari sonara.id
Tidak hanya itu saja. Yang tak kalah menarik adalah gebrakan Polsek Passi Polres Kotamobagu.
Sejumlah personil polsek melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di setiap rumah warga yang tidak memasang bendera merah putih.
Setiap rumah yang didapati belum memasang bendera merah putih, langsung diberikan bendera dari anggota polsek passi dan di pasang pada depan rumah warga.
“Kami lakukan sidak kepada warga yang belum memasang bendera merah putih, kami anjurkan supaya segera memasang bendera merah putih,” kata Iptu Amri Momijo, Kapolsek Passi.
Rasa penasaran muncul, mengapa masih ada warga yang enggan memasang bendera merah putih di bulan Agustus?
Saat berdialog dengan warga yang belum memasang bendera, ternyata kendala mereka yaitu, bendera yang dimiliki sudah usang dan tidak layak lagi di ikat pada bambu kecil untuk di pasang depan rumah. Tapi, meski demikian, semangat nasionalisme mereka tak lekang oleh waktu. Tetap ada terpatri dalam diri, buktinya setelah diberikan oleh anggota polsek passi bendera, mereka langsung pasang di depan rumah.
“Kendala mereka bendera sudah usang. Makanya kami berikan bendera baru supaya langsung di pasang depan rumah,” jelas kapolsek.
Setelah merah putih terpasang di depan rumah, talinya diikat pada ujung bambu ukuran kecil, warga itu pun lansung melakukan penghormatan. Hormat gerak, tegak, gerak! Suara itu terdengar jelas dan penuh semangat.
Untuk diketahui, setiap desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, sejak 1 sampai 31 Agustus 2020, telah memasang bendera merah putih di depan rumah masing-masing. Ini tentunya sebagai tanda peringatan hari kemerdekaan dan rasa memiliki terhadap bangsa dan negara.
Bendera merah putih yang terlihat di depan rumah warga, sangat menarik dan menggambarkan betapa rasa syukur atas nikmat kemerdekaan Indonesia. Warga sangat menjunjung tinggi semangat nasionalisme. Tak ada rumah yang tak memasang bendera merah putih.
Berjejerlah bendera merah putih disepanjang jalan di 202 desa di 15 Kecamatan, Bolmong. Pandemi covid-19 sampai saat ini, tak menghalangi kibar bendera merah putih. Begitu pun semangat nasionalisme warga. Merah putih tetap tegak berdiri dan terus berkibar.
Akan halnya puncak peringatan HUT kemerdekaan, juga diperingati Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) dengan menggelar upacara saat detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Senin (17/8/2020).
Berlangsung khidmat dan sederhana. Seluruh peserta upacara mengikuti protokol kesehatan yakni dengan menjaga jarak dan menggunakan masker.
Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow bertindak sebagai insepktur upacara (Irup). Turut hadir Wakil Bupati Yanny Ronny Tuuk, Ketua DPRD Welty Komaling, Unsur Forkopimda, dan para kepala SKPD.
Sementara, tiga Paskibraka yang bertugas mengibarkan bendera Merah Putih berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Sang Merah Putih berhasil dikibarkan di Bolmong.
Ada rasa haru dan tangis dalam peringatan hari kemerdekaan tahun ini. Betapa tidak, di tahun-tahun sebelumnya, pandemi covid-19 belum muncul, berbagai kegiatan perlombaan dilakukan oleh masyarakat.
Tak terkecuali Pemda Bolmong. Biasanya kegiatan yang dilaksanakan seperti jalan sehat, lomba antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mulai lomba tarik tambang, baris berbaris, senam poco-poco, bintang vokalia, puisi bahkan sepakbola.
Untuk di masyarakat Bolmong, dalam perayaan hari kemerdekaan juga diisi dengan berbagai lomba. Mulai dari lomba kebersihan desa, lomba membuat gapura 17 Agustus, olah raga dan seni.
Namun, semua itu tak dapat dilakukan pada tahun 2020 ini. Saat usia kemerdekaan mencapai 75 tahun. Kenapa tidak ramai seperti tahun sebelumnya?
Jawabanya, kita sedang di masa pandemi covid-19. Ruang dan gerak kita serba terbatas demi memutus mata rantai penyebaran. Kita harus terapkan protokol kesehatan, menggunakan masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak sosial dan tetap menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh.
Pamdemi covid-19 tak berarti kemerdekaan dibatasi. Sekali merdeka kita tetap merdeka. Kibarkan merah putih dan berdiri tegak, angkat tangan kanan ambil sikap hormat.
Terima kasih para pejuang dan pahlawan kemerdekaan bangsa. Kemerdekaan sampai hari ini akan tetap bergelora, merah putih tetap berdiri tegak gagah berani. Semangat kami generasi penerus bangsa tak akan redup dan lekang oleh waktu. Indonesia Merdeka! (*)