Jakarta – Sumur minyak ilegal di wilayah Desa Pompa Air, Kabupaten Batanghari, Jambi meledak, Sabtu sore, 16 Februari 2019. Peristiwa ini berimbas terhadap satu orang yang mengalami luka bakar parah.
Informasi berhasil diimpun, penyebab kebakaran sumur tersebut ilegal tersebut disebabkan oleh mesin robin yang digunakan untuk menyedot minyak.
Namun, saat menyedot minyak mesin tersebut mengalami penyumbatan oleh terpal. Karena terpal tersebut menyumbat selang penyedot minyak sehingga mesin tersebut meledak dan mengeluarkan percikan api.
Kasat Intel Polres Batanghari Ajun Komisaris Polisi Tri Cahyono, membenarkan ada sumur minyak ilegal meledak. Kejadian dikonfirmasi terjadi Sabtu sore 16 Februari 2019, sekitar pukul 15.45 WIB.
“Kejadian ini tepat di pertengahan lahan sawit warga berbama milik Anis warga Kota Jambi dan Dendi warga Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatra Selatan,” ujar Tri Cahyono.
Tri menambahkan sumur minyak ilegal bisa meledak karena proses menyedot minyak pakai mesin robin tersumbat. Akibatnya mengeluarkan percikan api dari tempat penampungan minyak (bak seler) dan api kemudian membesar. Korban yang mengalami luka bakar langsung dibawa ke rumah sakit.
“Akibat kejadian ini satu orang terbakar dan langsung dilarikan ke rumah sakit umum Kabupaten Batanghari,” jelasnya Sabtu, 16 Februari 2019.
Dikatakan Tri, ledakan sumur sempat mengakibatkan kebakaran lahan sawit sekitar. Setengah jam kemudian api baru bisa dipadamkan setelah pihak aparat kepolisian dan warga Desa Bajubang Kabupaten batanghari Jambi gotong royong memadamkan kobaran api.
“kebakaran tersebut tidak berlangsung lama, sekira pukul 16.30 WIB api berhasil dipadamkan oleh sekitar dengan menggunakan racun api dan campuran air rinso,” ujarnya.
Dari kejadian ini, pihak kepolisian sudah mengamankan beberapa barang bukti di tempat lokasi kejadian. Salah satunya mesin robin penyedot minyak dan selang penyedot minyak yang terbakar.
“Kejadian ledakan sumur minyak saat ini tengah diselidiki baik itu saksi, pemilik lahan dan para pekerja sumur minyak,” katanya.(*)
viva