KOTAMOBAGU– Didukung kondisi lahan dan faktor iklim yang cocok, tak disia-siakan petani di Kelurahan Upai, Kecamatan Kotamobagu Utara, untuk menanam kakao. Saat ini hampir 25% warga di kelurahan yang dipimpin oleh Ridwan Mokoagow menanam kakao di perkebunan mereka.
Meski perlakuan terhadap tanaman kakao ini berbeda dengan tanaman lainnya, tapi sebagian petani di Upai tetap ulet.
“Perawatan kakao tidak sama dengan tanaman yang lain. Tanaman kakao harus dipangkas secara rutin minimal satu kali dalam satu bulan. Kalau kelapa saat ditanam kita biarkan saja pasti tumbuh. Tapi kalau kakao sangat berbeda, harus dirawat dan dipangkas,” ujar Rensa Bambuena, salah satu petani, Rabu (18/4/2018).
Rensa mengungkapkan, sebenarnya banyak petani yang ingin tetap menanam kakao. Hanya saja, masih minimnya perhatian pemerintah terhadap petani kakao menjadi kendalan.
“Rata-rata petani terkendala dengan anggaran sehingga menjadi dilematis. Petani sering mengeluhkan biaya perawatan dan pembelian pupuk. Kalau pemerintah bisa menjamin itu, pengembangan kakao di Upai ini masih akan lebih maksimal lagi,” katanya.
Sementara itu Lurah Upai, Ridwan Mokoagow mengungkapkan, pihaknya tak henti memotivasi petani kakao di kelurahannya agar tetap mengembangkan salah satu komoditi bernilai jual tinggi ini.
“Masih besar lahan perkebunan di Upai ini yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kakao. Kami akan terus koordinasi dengan Pemerintah Kotamobagu agar ke depan ini perlakuan khusus untuk merangsang petani kakao di kelurahan ini,” katanya. (rza)