• Berita Terbaru Sulawesi Utara, Totabuan, Indonesia – KronikTotabuan.com
Jumat, Desember 5, 2025
  • Login
No Result
View All Result
NEWSLETTER
kroniktotabuan.com
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial
No Result
View All Result
kroniktotabuan.com
No Result
View All Result
Home Pojok Penulis

Yang Lebih Berbahaya Dari Virus Corona Adalah Virus Karlota

by Rensa
Maret 1, 2020
in Pojok Penulis
A A
0
Yang Lebih Berbahaya Dari Virus Corona Adalah Virus Karlota
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Tyo Mokoagow

Meledaknya berita corona telah menguak satu bakat terpendam masyarakat Indonesia: bakat ber-karlota. “Virus corona tak bisa masuk ke Inobonto, sudah terhalang virus karlota,” kata kawan yang kerja di Conch. Entah apa argumentasi ilmiahnya sampai corona bisa mati kutu begitu. Tapi aku tahu betul, lidah manusia Indonesia memang bisa setajam silet.

Karlota sendiri, secara etimologi berasal dari “Maria Cinta yang Hilang”, telenovela tahun 90-an. Karlota diadopsi dari nama tokoh pembantu, Charlotta, yang gemar menguping dan bergosip dengan cara menyebalkan tapi bikin kangen. Sosok Charlotta memang yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya, ia ikonik, seolah ia episentrum film serial itu. Sulawesi Utara kemudian menyerapnya sebagai kata kerja untuk menghormati dedikasi Charlotta.

RelatedPosts

Mencegah Jatuh Pada Lansia dengan Balance Exercise

Pemanfaatan Media Elektronik dalam Proses Belajar Mengajar di SMP N 5 Lolak

PRINSIP DASAR KEUANGAN SYARIAH & LAPORAN KEUANGAN ENTITAS (BANK) SYARIAH

Elaine Lui melacak genealogi gosip atau karlota bahkan sampai ke peradaban Mesir sekitar 5.000 tahun lalu. Lui menemukan fakta bahwa hierorglif yang tersitat di prasasti makam para raja ternyata punya fungsi yang sama dengan tabloid: untuk menyebarkan cerita. Manusia gua dan nenek moyang pemburu-pengumpul kita pun menggunakan karlota buat mencari teman, menghindari musuh, dan melacak lokasi yang penuh makanan, yang tepat buat berburu, serta nyaman untuk ditinggali. Dalam kompetisi hukum rimba, gorilla penguasa (alpha male) bahkan menggunakan karlota untuk menyeleksi calon lawan yang potensial meruntuhkan status quonya.

Dengan demikian: karlota berumur sepanjang sejarah peradaban umat manusia.

Persoalanya, ujar Elaine Lui, dalam diskursus sosiologi gosip, kita tidak bisa mengonsumsi karlota tanpa mengalami bias kognitif. Bias itu bisa bersifat konfirmasi (mengambil informasi yang menguatkan keyakinan kita meskipun itu info palsu) pun bisa diskonfirmasi (membuang informasi yang bertentangan dengan keyakinan kita meskipun informasi itu secara saintifik valid). Inilah alasan psikologis kenapa para pelaku karlota dibebani konotasi negatif berlebihan; pelaku karlota menjadi penyambung lidah disinformasi atau keyakinan palsu.

Baca Juga  Sudahkah Indonesia Merdeka? 

Karlota bukan domain yang didominasi perempuan. Laki-laki pun ber-karlota dengan intensi yang sama dengan perempuan, yang membedakan hanya topiknya saja. Laki-laki lebih senang karlota tentang olahraga, politik, dan seks. Sedangkan topik karlota perempuan berputar di sekitar kehidupan privat orang-orang. Semakin intim semakin pribadi informasi yang diperoleh perempuan, semakin ia merasa punya daya tawar tinggi di lingkaran sosialnya.

Karlota menjadi berbahaya dan destruktif di era kecergasan informasi ini. Lalu lintas informasi begitu cepat dan setiap orang terlalu lambat memproses segalanya, konsekuensinya, bakal banyak informasi tak lengkap yang masuk ke brangkas memori kita. Dari sana, disinformasi, hoaks, dan propaganda Goebbels meraja rela. Kita kemudian menjuluki diri sebagai spesies post-truth. Fitrah sebagai pelaku karlota kemudian bekerja dengan simultan, menyebabkan “berita-berita yang tak terkonfirmasi” menyebar lebih luas, lebih cepat, dan lebih intens. Bila ada satu berhala yang bisa menjadi perwujudan citra primordial kita di era begini, barangkali Lambe Turah adalah pemenangnya.

Prestasi karlota bangsa kita bisa ditengok dari kompilasi hoaks berkaitan dengan wabah corona yang  sudah mencapai angka 127 data. Salah satu hoaks yang berkesan bagi saya adalah penyembuhan virus corona lewat rukyah oleh seorang profesor. Saya tentu percaya itu hoaks, tapi saya juga pengen orang itu pergi Wuhan untuk merukyah para pasien di sana secara langsung supaya dia bisa tabayyun. (Ups, saya baru saja ber-karlota.)

Wabah corona memang telah membangkitkan ketakutan terbesar dalam diri kita. Sebagai epidemi, corona dapat mengusik sistem kekebalan biologis kita, tetapi karlota yang destruktif telah membinasakan sistem kekebalan mental kita dari dalam; nalar kita telah lebih dahulu dimatikan. 

Baca Juga  Mesin Pemecah Kemiri Ciptaan Kardianto Laris Sampai Daerah Tetangga

Beberapa hari lalu ketika lagi ramai-ramainya corona, saya lihat kawan saya di FB menggunakan isu tersebut buat mempertajam sentimen anti-Cina. Status FB itu mengundang komentar (baca: karlota) orang-orang yang sepakat dan menyarankan dibikin demonstrasi untuk mengusir etnis Cina dari tanah Totabuan. Saya tidak tahu gawai apa yang mereka punya, tapi bila mereka mengetik komentar itu dengan gawai ber-merk Xiaomi, Huawei, Oppo, atau Vivo, yang notabene HP dari Cina, saya diam-diam akan berdoa semoga mereka termasuk golongan yang ikut profesor tadi untuk merukyah pasien di Wuhan.

  • Penulis saat ini aktif sebagai mahasiswa dan pegiat di Komunitas Literasik Totabuan
Tags: 2020opinityo mokoagow
Rensa

Rensa

Next Post
Tinggal Menunggu Hasil Verifikasi, BPKB Segera Dioperasikan

Tinggal Menunggu Hasil Verifikasi, BPKB Segera Dioperasikan

  • 33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    33 Pejabat Sulut yang Job Fit Hanya 22 Ikut Asesmen di BKN, Berikut Daftarnya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diduga Ada Penyimpangan Dana BOS, Para Guru Laporkan Kepala SMA Negeri 2 Kotamobagu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • YSK Lantik Pejabat Fungsional, Ingatkan ASN Bekerja Nyata dan Tidak Perlu Manuver

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabar Gembira Bagi ASN Sulut, Gubernur Tegaskan Tak Ada Pemotongan Gaji dan Tunjangan di 2026

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lantik 83 Pajabat Bolsel, Bupati Iskandar Kamaru: Jangan Bertingkah Seperti Bos!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Logo Utama
Logo Dewan Pers
Dewan Pers
No: 1014/DP-Verifikasi/K/V/2022 Verified
Logo AMSI
Anggota AMSI
No Result
View All Result
  • Harga Emas Hari Ininew
  • Live StreamingTV
  • Klasemen Sepak Bolanew
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Visi dan Misi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan
  • RSS KRONIKTOTABUAN
  • Karir
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Survei Pembaca

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

No Result
View All Result
  • Berita Nasional
  • Berita Daerah
    • Berita Sulawesi Utara
      • Berita Bolmong
      • Berita Bolmut
      • Berita Boltim
      • Berita Bolsel
      • Berita Kotamobagu
    • Berita Musi Banyuasin
  • Berita Ekonomi
  • Berita Politik
  • Berita Hukum
  • Berita Olahraga
  • Berita Hiburan
    • Artis
    • Film
  • Advertorial

© 2025 PT. Media Moroton Morigon

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In