KOTAMOBAGU– Sejak diuji coba beberapa waktu lalu, Bus Rapid Transit (BRT) sepertinya kurang diminati warga Kotamobagu.
Padahal, sebagai moda transportasi umum yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, BRT sangat aman, nyaman dan tarifnya terjangkau.
Ternyata salah satu alasan utama kenapa warga enggan menggunakan BRT adalah lamanya menungggu di halte untuk berangkat.
Baca Juga: Wawali Kotamobagu Nyetir Sendiri BRT Keliling Pusat Kota
Untuk menunggu bus datang dari halte satu ke halte yang lain, diperlukan waktu 15- 20 menit bahkan bisa lebih.
“Mendingan naik bentor. Setiap saat ada, tarifnya masih bisa dijangkau pula,” kata Adnan, warga Kotamobagu Barat, Jumat (15/3/2019).
“Kalau masyarakat diminta menggunakan BRT, harusnya fasilitas termasuk jumlah armadanya harus banyak. Supaya tidak lama- lama menunggu di halte,” ujarnya.
Uji coba pengoperasian BRT masih diperpanjang oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kotamobagu dan masih gratis.
Harapannya kata Kepala Dishub Kotamobagu, Nasli Paputungan, warga memanfaatkan BRT untuk alat transportasi umum.
“Memang saat ini baru 5 unit BRT. Tapi ini dulu kita maksimalkan. Ke depan bisa ada penambahan tergantung bagaimana respon masyarakat,” kata Nasli menandaskan. (tr2/vdm)