BOLMONG– Warga Kelurahan Inobonto, Kecamatan Bolaang, sempat dikejutkan dengan informasi adanya makhluk aneh menyerupai cacing yang muncul di pantai, Jumat (13/11/2020) kemarin.
Kemunculan makhluk berwarna kemerah-merahan dengan bulu di sisi kiri dan kanan ini dikaitkan dengan banyak hal. Termasuk tanda-tanda alam.
Maklum, karena sudah berpuluh tahun tinggal di pesisir pantai Inobonto, warga tidak pernah melihat dan tidak pernah tahu ada makhluk seperti itu di laut.
Informasi ini menjadi viral di media sosial. Jagat maya juga banyak berspekulasi soal makhluk tersebut.
Baca Juga: Fenomena Aneh di Pantai Inobonto, Muncul Makhluk Mirip Cacing
Namun, Sabtu (14/11/2020), perlahan mulai terungkap makhluk apa sebenarnya yang muncul di pantai Inobonto itu dengan jumlah yang sangat banyak.
Seperti unggahan Meity Kaawoan warga Inobonto di akun Facebook miliknya. Dia menyebut makhluk itu ternyata cacing laut bernilai ekonomis.
“Menurut informasi sudah ada yang akan membayarnya untuk dijadikan obat. Alhamdulillah rezeki para nelayan,” tulisnya.

Sementara itu, dilansir dari detikcom, cacing laut ini di Maluku dan Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) dikonsumsi masyarakat.
Nyale merupakan sebutan untuk cacing laut yang banyak terdapat di perairan Lombok, NTB. Tak hanya bagian dari tradisi, nyale juga kerap dijadikan makanan enak.
Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat punya tradisi unik mencari cacing laut. Tradisi yang dikenal dengan sebutan Bau Nyale ini selalu digelar setiap tanggal 20 bulan 10 pada kalender Suku Sasak.
Dalam bahasa Indonesia, Bau Nyale artinya adalah mencari nyale, cacing laut yang muncul di pesisir laut pulau Lombok. Tradisi unik ini berlangsung setiap tahun secara turun temurun. Setiap tahunnya ada ratusan orang yang menjejali pantai demi bisa mendapatkan cacing laut yang jumlahnya ribuan.
Dalam bahasa Indonesia, Bau Nyale artinya adalah mencari nyale, cacing laut yang muncul di pesisir laut pulau Lombok. Tradisi unik ini berlangsung setiap tahun secara turun temurun. Setiap tahunnya ada ratusan orang yang menjejali pantai demi bisa mendapatkan cacing laut yang jumlahnya ribuan.
Cacing laut ini rupanya memiliki protein tinggi. Orang Maluku menjadikan cacing laut atau Polychaeta sebagai lauk. Orang Maluku mengenalnya dengan Laor. (tim)