KOTAMOBAGU– Panen raya cengkih tiba. Petani bahagia karena sudah mendapat kabar harga ‘emas cokelat’ ini akan terjamin.
Namun ada kekhawatiran lain kini menyelimuti petani. Cuaca yang tidak menentu membuat petani galau.
Lantarannya, jika cuaca tidak baik, proses penjemuran atau pengeringan hasil panen tidak akan maksimal. Ditakutkan akan banyak cengkih rusak.
Karena itu para petani berharap pemerintah membantu menyiapkan alat pengering.
“Sekarang ini drier cengkih dibutuhkan petani untuk antisipasi cuaca yang tidak menentu,” ungkap Suldi Mamonto, salah satu petani cengkih asal Kotamobagu Utara, Selasa (25/6/2019).
Jika cengkih rusak, kata Suldi, tidak akan ada nilai jual lagi.
“Kalau jadi bule’ istilah petani atau memutih, itu sudah rusak. Tidak ada harga lagi. Makanya pemerintah juga harusnya menyediakan mesin drier untuk bantu petani,” katanya.
“Terserah diberikan sebagai bantuan untuk kelompok petani atau disewakan oleh pemerintah. Tapi yang jelas, petani butuh sekali di saat panen seperti sekarang,” ujarnya.
Suldi adalah warga Kotamobagu, tetapi lokasi perkebunan cengkihnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Menurut dia, banyak sekali pemilik kebun cengkih di daerah tetangga itu berasal dari Kotamobagu.
“Lokasinya di Boltim. Tetapi kalau mau jujur, sebenarnya yang banyak menikmati panen raya ini warga Kotamobagu. Bisa di cek di sana. Bahkan pejabat-pejabat di Kotamobagu ini hampir semua punya kebun cengkih di sana,” tandasnya. (zha)