BOLMONG– Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik terhadap perempuan dan anak di wilayah Bolmong menjadi fenomena mengerikan. Hal ini menjadi salah satu topik yang dibedah dalam debat publik pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bolmong yang digelar di gedung Bagas Raya, Selasa (7/7).
Bagaimana cara mencegah atau menekannya? Begini konsep ditawarkan dua paslon, Yasti Soepredjo Mokoagow- Yanny Ronny Tuuk (YSM- YRT) dan Salihi Bue Mokodongan- Jefri Tumelap (SBM- JiTu).
Menurut YSM- YRT, menekan angka KDRT bisa dilakukan jika penyuluhan terkait ancaman dan bahaya kasus ini dilakukan secara intensif dan terintegrasi. Baik pihak pemerintah, kepolisian, serta seluruh komponen masyarakat. Selain itu, pentignya menanamkan nilai keagamaan, kebudayaan serta pendidikan secara menyeluruh untuk membangun karakter masyarakat menjadi lebih baik.
“Kenapa KDRT masih sering terjadi, karena tingkat kesadaran masyarakat masih rendah. Apa solusinya? Dengan memberikan insentif bagi seluruh petugas agama sehingga pendidikan moral kepada masyarakat bisa maksimal. Sebab, jika mental dan nilai agama tidak ditanamkan sejak dini, maka kasus ini akan terus terjadi,” kata calon wakil bupati, Yanny Ronny Tuuk.
“Akan ada banyak program untuk kesejahteraan masyarakat agar terhindar dari berbagai kasus KDRT dan maraknya penggunaan zat adiktif oleh pemuda. Kami akan mengembangkan kreatifitas pemuda, melalui pendidikan seni budaya, dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Sehingga masyarakat akan lebih baik kedepannya,” kata Yanny.
Sementara itu, SBM-JitU, hanya memberikan janji jika terpilih, akan lebih mengoptimalkan program pencegahan KDRT dan penanggulangan peredaran zat adiktif.
“Itu sudah saya kerjakan. Saya melakukan pemberantasan, komix, ehabond, dan zat adiktif lainnya. Semua sudah saya sosialisasikan bersama pihak kepolisian maupun pihak BNN Bolmong,” kata calon bupati Salihi Bue Mokodongan. (rez)