BOLMONG- Vionita Salmon (25), guru berparas cantik ini setiap harinya menyewa ojek untuk mengantarnya ke SMP Negeri 8 Dumoga, tepatnya di Desa Serasi, Kecamatan Dumoga Timur.
Vionita adalah guru yang mengabdikan dirinya mengajar di salah satu di wilayah terpencil di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong).
Jarak dari rumahnya ke sekolah sekitar 6 kilometer. Jalan atau medan yang dilalui juga cukup extrem. Belum diaspal.
Alumni mahasiswa Universitas Manado (Unima) tahun 2015 ini mengaku, kendala yang sering ditemuinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yaitu infrastruktur jalan yang kurang memadai.
“Kendala selama ini yaitu jalan rusak dan berbatu, serta tanjakan curam yang kalau hujan jalanan sangat licin. Belum juga jaraknya. Ditambah lagi antara Desa Kanaan, tempat tinggal saya dan tempat saya bekerja melaluinya harus melewati hutan,” ujar dia.
Sementara dalam situasi darurat Covid-19, di saat semua orang dianjurkan untuk bekerja di rumah atau Work From Home (WFH), dirinya pun dituntut tetap bekerja dan harus melakukan proses belajar mengajar di rumah muridnya masing-masing.
“Saya guru matematika dan harus bertemu dengan sedkitnya 17 murid setiap harinya. Semenjak adanya anjuran pemerintah untuk penanganan Covid-19 ini saya harus door to door ke rumah-rumah murid untuk mengajar. Sulitnya yaitu jarak rumah mereka sangat berjauh-jauhan, namun saya tetap menjalaninya dengan santai dan tanpa beban,” ucap dia.
Meskipun begitu Vionita mengaku bangga karena profesinya sebagai guru yang bekerja di pelosok desa terpencil merupakan pekerjaan yang tak bisa dilakukan setiap orang. (len)