MANADO– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung merilis peringatan dini soal terjadinya gelombang tinggi di sejumlah wilayah di Sulawesi Utara (Sulut) pada Kamis (27/12/2018) kemarin.
Tetapi banyak yang salah paham dan mengartikan gelombang tinggi adalah tsunami.
Akibatnya, kepanikan terjadi. Apalagi sejak pagi sampai tadi malam, gelombang tinggi disertai angin kencang melanda wilayah Sulut.
“Terjadi salah paham dari rilis BMKG. Dokumen kami yang terbitkan dan dirilis ketika ada potensi gelombang tinggi. Bukan tsunami,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Ricky Daniel Aror, dilansir dari manadopostonline.com, Jumat (28/12/2018).
Dia kemudian menjelaskan arti warna dalam rilis yang salah diartikan banyak orang.
“Warna hijau tua, berarti gelombang rata-rata di wilayah itu berkisar 1.25 – 1.5 meter. Untuk warna kuning berarti gelombang rata-rata di wilayah itu berkisar 1.5 – 2.0 meter,” paparnya.
“Sedangkan warna jingga muda berarti gelombang rata-rata di wilayah itu berkisar 2.0 – 2.5 meter. Dan warna jingga tua berarti gelombang rata-rata di wilayah itu bisa lebih dari 2.5 meter. Dokumen ini bukan peringatan dini tsunami. Ini peringatan dini tentang tinggi gelombang yang diprakirakan terjadi hanya di wilayah sesuai pada gambar di rilis kami,” katanya. (mpo/vdm)