
BOLMONG – Rumah Sakit Umum Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow yang telah resmi dipindahkan pada akhir tahun 2016 lalu, hingga kini belum bisa beroperasi untuk rawat inap pasien.
Selain itu, proses kepindahan Rumah Sakit bersama manajemen pengelola, justru membuat Pemkab kehilangan PAD (Pendapatan Asli Daerah) sekitar Rp4 miliar dalam setahun.
Direktur Utama RSUDB, Dr Sahara Albugis tak membantah hal itu. “Iya, PAD kita tiap tahun memang mencapai Rp4 miliar saat belum dipindahkan ke lolak,” kata Sahara.
Sahara mengatakan, saat ini pelayanan di Lolak masih rawat jalan. “Masih banyak yang akan kami benahi. Tapi kami yakin kondisi rumah sakit ini akan lebih baik kedepanya. Kami akan terus berusaha,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Bolaang Mongondow Raya, Sutrisno Tola, mengatakan, Pemkab harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan dengan cara memperbaiki kualitas pelayanan di RSUDB. “Selain itu, semua fasilitasi kesehatan untuk pelayanan kepada masyarakat, harus anggarkan dalam tiap tahun, sehingga kualitas pelayanan akan sama dengan rumah sakit terbaik di daerah lain se Sulut,” jelasnya.
Seperti diketahui, kondisi bangunan RSUDB di Lolak, masih perlu pembenahan dan peralatan kesehatan. Tak hanya itu, jalan masuk hingga halaman rumah sakit, masih perlu di aspal hotmix agar memudahkan kendaraan keluar masuk saat mengantar atau menjemput pasien. (ahr)