BOLMONG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow, menemukan pengerjaan jembatan yang berada di Desa Makaruo Kecamatan Dumoga Barat, dalam kondisi memprihatinkan.
Padahal, itu belum setahun selesai pengerjaannya. Temuan tersebut berupa posisi talud yang terkikis dengan air sungai dan berpotensi mengakibatkan jembatan runtuh.
Panitia Khusus LKPJ (Laporan Keteranga Pertanggung Jawaban) Kepala Daerah tahun Anggaran 2016 yang terdiri beberapa DPRD Bolmong, menyesalkan rusaknya jembatan yang menjadi penghujung dari satu desa ke desa lainya, bahkan menjadi akses para petani setempat.
“Kondisi jembatan itu sudah sangat memprihatinkan, apalagi setahu saya aliran sungai itu dari arah bendungan toraut. Jika ini dibiarkan maka bisa jadi kondisi jembatan akan putus kalau diguyur hujan dan intesitas air naik. Bisa dimungkinkan akan runtuh karena akibat air,” kata Robby Giroth dari Fraksi Golkar.
Ketua Komisi III, Masri Daeng Masenge, yang juga wakil ketua Pansus LKPJ menjelaskan, pelaksanaan pembangunan jembatan itu, berasal dari anggaran DAK (Dana Alokasi Kuhsus) tahun 2016. “Itu pekerjaannya dari DAK tahun 2016, belum setahun sudah banyak yang rusak, ini menjadi catatan buruk bagi kontraktor pelaksana,” katanya.
Dengan tegas dia meminta Pemkab memperhatikan kontraktor yang bukan mengedepankan kualitas kerja dan malah mengejar keuntungan saja. “Ini menjadi catatan buruk, kepada kontraktor pelaksana, kedepan jangan ada lagi pengerjaan seperti ini,” katanya.
Sebagai tindak lanjut atas kinerja Pansus LKPJ, mereka akan menyiapkan rekomendasi untuk diserahkan kepada instansi teknis yang terkait. “Kami akan sampaikan rekomendasi ke instansi terkait untuk tidak lagi melibatkan kontraktor nakal dalam pelelangan dan kontrak proyek mulai tahun ini dan tahun selanjutnya,” tandas Masri. (ahr)