BOLMONG- Kendati pandemi Covid-19, namun tak menyurutkan niat dari tim Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) untuk berkunjung ke setiap sekolah yang berada di pelosok.
Sebelumnya, tim Disdik Bolmong sudah berkunjung ke SDN Pomoman, SDN Kolingangaan, SD Gunung Sari Desa Kanaan, SDN 1 Ikarad, SDN 2 Ikarad, dan SMP Negeri 8 Dumoga, Kecamatan Dumoga Timur.
Senin (7/7/2020), tim Disdik di bawah komando Kadis Pendidikan Renti Mokoginta kembali turun, kali ini ke SDN Mengkang yang terletak di wilayah pelosok Kecamatan Lolayan.
Hal itu dilakukan Renti cs, guna pemerataan pendidikan serta mengevaluasi secara langsung kinerja para tenaga pendidik di beberapa wilayah tertinggal.
Dari amatan wartawan yang mengikuti kunjungan ini, menuju ke SDN Mengkang tim harus menempuh perjalanan sejauh 6 kilometer dari Desa Mopusi. Melewati medan yang berbatu dan terjal hingga sampai ke lokasi.
Saat sampai di sekolah itu, Renti cs pun langsung melakukan peninjauan kelayakan. Mulai dari bangunan, hingga infrastruktur penunjang lainnya apakah layak digunakan atau tidak.
Beruntungnya sekolah tersebut masih cukup baik dan hanya ada 1 ruang kelas yang rusak parah dan kini telah dijadikan gudang penyimpanan barang.
“Jumlah siswa yang bersekolah di SD ini hanya 30 siswa, terbagi dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. Sedangkan yang putus sekolah di bangku SD sedikitnya 5 orang siswa. Hal itu dikarenakan faktor ekonomi,” ucap Kepala sekolah (Kepsek) SDN Mengkang, Anua Kandoli.
Sekolah dasar yang didirikan sejak 20 tahun lalu ini juga, hanya memiliki sebanyak 5 tenaga pendidik. Tiga di antaranya Aparatur Sipil Negara (ASN) dan dua lainnya tenaga honorer.
Sementara, tepat di samping sekolah tersebut, terdapat sebuah bangunan SMP Satu Atap (Satap) Lolayan, namun tak lagi dipergunakan.
“Bangunan yang dibangun sejak 8 tahun silam ini tak lagi difungsikan atau dinonaktifkan. Kebanyakan jika orang tuanya mampu dari segi ekonomi, maka mereka menyekolahkan anak mereka di Kota Kotamobagu. Sementara sebagian justru pasrah dan memilih tak lagi menyekolahkan anaknya,” ujar Ketua BPD, Satipin Mokolintad.
Kadis Pendidikan Renti Mokoginta sangat menyangkan bangunan itu tak lagi digunakan. Padahal menurutnya masih sangat layak untuk difungsikan.
Renti meminta kepada setiap guru agar berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mendata kembali jumlah anak putus sekolah di desa tersebut.
“Saya berharap agar didata kembali serta sosialisasikan lagi ke orangtuanya supaya bisa mendorong anaknya untuk lebih bersemangat lagi ke sekolah. Karena pendidikan sangat penting, apalagi di era modern ini,” ungkap Renti.
Menurut Renti, angka putus sekolah di desa itu tak signifikan, namun begitu ia pun berjanji akan kembali membuka sekolah Satap tersebut dan memberikan sejumlah fasilitas.
“Jika nanti ini berjalan maksimal, maka saya upayakan akan membuka lagi Satap ini, dan akan memberikan bantuan sarana dan prasarana penunjang berupa kursi dan meja belajar,” jelasnya.
Perlu diketahui, sektor pendidikan merupakan prioritas utama dalam visi misi Pemkab Bolmong terkait peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). (len)