Menu

Mode Gelap

Pojok Penulis

Dari Surat Terbuka Hingga THL, Kakanda Bukan Oposisi “Terjebak Dalam Subjektifitas”


11 Apr 2021 15:20 WITA


 Dari Surat Terbuka Hingga THL, Kakanda Bukan Oposisi “Terjebak Dalam Subjektifitas” Perbesar

Pojok Penulis – Baru lebih 2 bulan pemerintahan Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo sebagai Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menggantikan pemerintahan sebelumnya, berbagai rencana dan kebijakan untuk menata Kabupaten Boltim mulai dilakukan. Bak gayung bersambut, hal ini tentunya mengundang berbagai reaksi yang mulai ditujukan atas berbagai kebijakan pasangan SSM-OPPO (sebutan untuk pasangan Sachrul dan Oskar) dari berbagai penjuru Boltim.

Dari berbagai respon tersebut, sekiranya mereka yang menyebut dirinya oposisi dapat berimbang melihat, menakar dan menyapaikan suatu pandangan. Di Boltim belakangan ini ramai cuitan soal berbagai isu (yang sengaja dimainkan) terkait pergantian aparat desa hingga dirumahkannya Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkup pemerintahan Pemkab Boltim.

Kakanda-kakanda yang saya hormati, sekiranya Saya meminta izin menyampaikan apa yang beberapa hari ini lalu-lalang dalam kepala setelah melihat berbagai paragraf yang bukan lagi seolah akan tetapi sudah mendiskreditkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Boltim tanpa mahfum duduk pertimbangannya.

Kakanda (yang katanya bukan oposisi) yang Saya hormati, membaca surat terbuka anda yang ditujukan kepada Bupati Boltim, Sam Sachrul Mamonto beberapa waktu yang lalu, kepala saya jujur saja sesekali mengangguk mengiyakan beberapa poin yang kakakanda sampaikan (di salam hormat), akan tetapi kepala saya lebih banyak menggeleng merespon narasi yang Kakanda sampaikan.

Dalam surat terbuka itu Kakanda bukan oposisi  menyampaikan niat baik terkait keresahan Kakanda lewat surat terbuka yang menjadi Headline salah satu surat kabar terkemuka di Tanah Totabuan ini, tetapi isi surat yang Kakanda tulis dengan berpikir barkali-kali tersebut juga terlalu banyak narasi yang membanding-bandingkan pemerintahan Boltim saat ini dengan pemerintahan sebelumnya.

Dari sini Saya sebagai anak baru mengerinyitkan kening sembari berpikir berkali-kali soal isi surat ini. Bukan tanpa alasan, pernyataan dalam surat tersebut seolah menegaskan Kakanda belum bisa menerima kenyataan bahwa SSM-OPPO adalah pemenang dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember 2020 kemarin, mengalahkan Jagoan Kakakanda.

Baca Juga: Lengkebong, Komedi, dan Demotivasi

Pertama soal pergantian aparat desa yang menurut Kakanda merupakan kebijakan yang brutal dan semena-mena. Kakanda bukan oposisi yang saya hormati, jabatan aparat desa merupakan jabatan pemberian, sederhananya pemberian dalam hal ini dapat diberikan kepada siapapun yang berkompeten dan memiliki kapasitas diwilayah tersebut. Toh, pergantian aparat bukan akhir dari segalanya, mereka yang diganti seharusnya dapat legowo menerima pergantian yang sudah melalui berbagai pertimbangan terutama dalam mensukseskan visi misi pemerintahan. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya saat terpilih 5 (lima) tahun yang lalu, catat; 5 Tahun yang lalu.

Yang kedua, Kakanda yang bukan oposisi dalam surat tersebut terlalu membanding-bandingkan pemerintah Sachrul-Oskar yang baru seumur jagung dengan 10 tahun pemerintahan yang terhormat Sehan Salim Landjar. Kakanda menegaskan dalam surat tersebut kalau dalam kontestasi Pilkada 5 tahun yang lalu pasangan Sehan Salim Landjar dengan Rusdi Gumalangit berhasil meraup dukungan lebih dari 50 persen konsituen politik di Boltim. Maka apapun kebijakan yang dilakukan oleh pasangan pemimpin saat itu didukung oleh banyak pihak. Iya, didukung banyak pihak termasuk proses pergantian aparat dan sebagainya yang jauh lebih kejam dan semena-mena, saya menyimpulkan pandangan Kakanda ini, sangat-sangat subjektif dan tidak berperasaan.

Kakanda yang bukan oposisi juga terkesan subjektif dan spekulatif saat menulis surat terbuka untuk bupati Boltim, Kakanda juga terlalu visoner dalam meramal apa yang akan terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur di masa yang akan datang. Menjustifikasi soal “wajar jika kedepan rakyat Boltim akan membandingkan kepemimpinanmu (Sam Sachrul Mamonto) saat ini dengan masa Sehan Landjar. Sebab, akan tidak lucu ketika rakyatmu sendiri yang bergumam: Lebe bi’ mopira waktu Ki Eyang (lebih bagus dimasanya Eyang-sapaan akrab Sehan Landjar)”. Saya yang anak baru ini berharap Kakanda berani mempertanggung jawabkan pernyataan Kakanda ini dimasa mendatang, sebab sekali lagi masih terlalu dini untuk berspekulasi soal siapa yang akan diingat masyarakat Boltim dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

Selanjutnya, Saya juga membaca soal dibesar-besarkannya isu soal Tenaga Harian Lepas (THL) di lingkungan Pemkab Boltim yang dirumahkan. Diketahui per tanggal 1 April 2021 kemarin, ratusan THL terpaksa harus dirumahkan. Hal ini disebabkan oleh adanya refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah Boltim guna memangkas anggaran pengeluaran daerah untuk penanganan virus Covid-19.

Dalam situs berita https://pilaraktual.com/ratusan-honorer-boltim-dirumahkan-kebijakkan-ini-sukses-cetak-pengangguran-berpendidikan/ yang terbit  10 April 2021 kemarin, Sebagai anak baru, setelah membaca artikel yang ditulis Kakanda bukan oposisi sekali lagi saya seperti sedang melihat pertunjukan Tukang obat jalanan yang sedang meyakinkan penonton untuk membeli obat yang sedang dijajakan, tidak melalui uji klinis dan terkesan spekulatif.

Kakanda yang saya hormati, menjustifikasi secara Subjektif pemerintahan Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo sebagai sosok yang tidak adil dengan embel-embel mencetak ratusan pengangguran berpendidikan merupakan cara yang tidak elegan yang dilakukan oleh seorang senior yang saya tahu betul karir jurnalistik kakanda di BMR, sangat moncer.

Baca Juga: Para Adiluhung Juga Hidup Minimalis

Saya memandang Kakanda seharusnya bisa lebih hati-hati dalam menyimpulkan sesuatu apalagi soal yang katanya kemaslahatan umat. Dalam kondisi seperti ini seharusnya Kakanda mahfum betul hal-hal yang menjadi alasan Pemkab Boltim merumahkan sementara THL di lingkungannya, bukan mempolitisir kebijakan pemerintah dengan berbagai isu remah pasca kontestasi pilkada, monakit.

Kita tahu bahwa dalam menjalankan roda pemerintahannya, Bupati Sam Sachrul Mamonto dan Wakil Bupati Oskar Manoppo mempunyai visi dan misi pemerintahan, sama seperti pemerintahan sebelumnya yang selalu kakanda agung-agungkan. Hanya saja Kakanda luput dengan kenyataan bahwa setiap pemerintahan mempunyai formula yang berbeda dalam mewujudkan visi misinya. Pun begitu, dengan pemerintahan Boltim saat ini, Bupati dan Wabup pasti punya cara sendiri dalam menata pemerintahannya. Termasuk bagaimana menjaga keuangan daerah, memberikan pelayanan publik yang maksimal serta efisien dengan memaksimalkan tenaga Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di Pemkab Boltim. Saya pikir juga dengan memarkir orang-orang yang tidak sejalan dengan visi misi pemerintah merupakan langkah tepat guna mewujudkan visi misi pemerintahan, hal yang sama dilakukan Sehan Salim Landjar 5 tahun yang lalu.

Saya ingat betul bahwa dalam surat terbuka tersebut Kakanda menulis bahwa Sachrul dan Oskar dalam berbagai kesempatan selalu mengajak masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi karena Pilkada sudah selesai. Anak baru seperti saya pun bisa langsung paham dengan narasi yang kakanda tuliskan di surat terbuka tersebut sangat bertolak belakang dengan esensi dari artikel yang kakanda terbitkan di media siber www.pilaraktual.com dengan judul Ratusan Honorer Boltim Dirumahkan, Kebijakkan Ini? Sukses Cetak Pengangguran Berpendidikan.

Setelah menulis ini, Saya sebagai anak baru akan kembali belajar banyak soal kehidupan dan kemanusiaan serta berharap dapat belajar dari Kakanda-Kakanda yang berada di posisi Sablah Ayer untuk tidak lagi mempolitisasi kebijakan pemerintah tanpa mahfum betul duduk masalahnya. Biarkanlah dulu Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto dan Oskar Manoppo menata dan menjalankan roda pemerintahan serta menunjukan bakti untuk Tanah Bolaang Mongondow Timur yang sangat subur dan indah ini. (*)

Retho Bambuena

Artikel ini telah dibaca 48 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

PRINSIP DASAR KEUANGAN SYARIAH & LAPORAN KEUANGAN ENTITAS (BANK) SYARIAH

31 Maret 2023 - 20:28 WITA

PRINSIP DASAR KEUANGAN SYARIAH & LAPORAN KEUANGAN ENTITAS (BANK) SYARIAH

Pelaksanaan Kepemiluan Yang Unik

19 Maret 2023 - 10:44 WITA

Kebijakan Strategis Jangka Panjang YSM

10 Mei 2022 - 22:22 WITA

Omicron dan Lelucon

18 Februari 2022 - 07:38 WITA

ETIKA MONGONDOW

20 Oktober 2021 - 17:12 WITA

MATA

5 Oktober 2021 - 09:00 WITA

Trending di Headline News