BOLMONG – Umat Hindu di Kabupaten Bolaang Mongondow yang berada di wilayah Kecamatan Dumoga bersatu, Selasa (28/03), merayakan Nyepi Tahun Baru Saka 1939.
Perayaan Nyepi atau hari penyucian untuk alam semesta beserta isinya, yakni setiap tahun baru saka. Untuk tahun ini, jatuh pada 28 Maret 2017. Pada saat Nyepi, tidak boleh melakukan aktifitas seperti pada umumnya, seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja dan sebagainya. Tujuannya agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agungv(alam semesta) dan Bhuwana Alit (manusia).
Dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan. Kemudian diikuti oleh puncak Hari Raya Nyepi itu sendiri dan terakhir disebut dengan Ngembak Geni.
Upacara Melasti atau bisa disebut Melis, diadakan beberapa hari sebelum Nyepi. Pada saat ini, segala sesuatu atau sarana persembahyangan di Pura-pura di bawa kelaut untuk disucikan. Mecaru atau bisa disebut Tawur, dilaksanakan pada hari Tilem Sasih Kesange (Bulan mati ke 9) yaitu sehari sebelum Nyepi. Merupakan upacara yang dilaksanakan di setiap rumah atau keluarga, Desa, Kecamatan dan sebagainya. Dengan membuat sesajen yang ditujukan kepada para Bhuta Kala atau bisa disebut hal-hal negatif agar pada nantinya tidak mengganggu kehidupan manusia.
Pengerupukan dilaksanakan sesaat setelah Mecaru, yaitu dengan membuat api atau obor untuk mengobori lingkungan rumah, membunyikan kentongan untuk menghasilkan kegaduhan. Sehingga diharapkan para Bhuta Kala segera pergi dari lingkungan kita. Pada tingkat desa diadakan arakan Ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan dari Bhuta Kala yang memiliki sifat negatif.
Diarak keliling desa kemudian di bakar, tujuannya agar hal-hal yang berbau negatif itu lenyap dan tidak mengganggu kehidupan manusia.
Pada saat Nyepi, semua dalam keadaan sepi. Tidak ada aktifitas seperti biasanya, karena pada saat itu diadakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni, yaitu tidak boleh menggunakan atau menyalakan api, Amati Karya, yaitu tidak boleh bekerja, Amati Lelungan, yaitu tidak berpergian, Amati Lelanguan, yaitu tidak melakukan suatu hiburan.
Sehingga Hari Raya Nyepi dapat dikatakan mengandung makna hari penyucian diri (manusia) dan alam semesta. Membuang segala kotoran atau segala hal negatif yang telah lampau untuk menyongsong tahun baru (saka). Dan memulai tahun baru dengan sesuatu yang baru, yakni sesuatu yang sangat positif dan semangat yang baru untuk mengarungi kehidupan selanjutnya.
Sedangkan Ngembak Geni yang jatuh sehari setelah Nyepi, dilaksanakan dengan mengadakan kunjungan antar keluarga maupun para tetangga dan kenalan. Saling memaafkan satu sama lain dengan memegang prinsip TattwamAsi.
Khusus di Bolmong, umat Hindu di Desa Mopugad Utara Kecamatan Dumoga Utara menggelar Pawai Ogoh-ogoh. Kegiatan ini dilepas secara resmi oleh Penjabat Bupati, Adrianus Nixon Watung. “Selaku pribadi, keluarga dan atas nama pemerintah kabupaten bolaang mongondow saya menyampaikan ucapan selamat hari raya nyepi tahun baru saka 1939, kepada saudara-saudaraku umat hindu, disertai doa dan harapan semoga kita semua senantiasa dalam lindungan tuhan yang maha kuasa,” kata Nixon.
Nixon berharap, seluruh rangkaian perayaan hari raya nyepi, akan menjadikan saudara-saudaraku umat hindu, sebagai pribadi yang selaras dengan Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus menjadi individu yang lebih baik, dalam menjalani kehidupan saat ini dan di tahun selanjutnya. “Saya juga menyampaikan terima kasih kepada panitia pelaksana dan berbagai pihak terkait, atas partisipasinya melaksanakan kegiatan pawai ogoh-ogoh yang merupakan kelanjutan dari upacara Tawur agung kesanga,suatu ritual untuk mewujudkan keseimbangan dan keharmonisan alam,” jelas Nixon.
Momentum hari raya Nyepi dapat dijadikan sebagai wahana untuk meningkatkan kesadaran menuju kedamaian. “Wilayah kabupaten bolaang mongondow sejak dari dulu hingga sekarang ini, terkenal dengan berbagai etnis, budaya dan agama. Keberagaman itu juga semakin hari semakin meningkat, karena adanya solidaritas dan toleransi yang tinggi, sesama umat beragama,” ujarnya.
Nixon juga mengajak umat Hindu dan masyarakat di Bolmong, patut berbangga dan bersyukur atas suasana yang penuh dengan kepedulian dan toleransi. Keharmonisan dan tradisi damai, dapat terus dijaga dan dipelihara, sehingga akan terwujud masyarakat yang semakin rukun, damai dan sejahtera. “Saudara-saudaraku umat hindu di kabupaten bolaang mongondow, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan kehidupan di daerah tercinta ini, bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat yang ada, telah berupaya memberikan yang terbaik bagi pembangunan,” katanya.
Bupati juga mengajak semua komponen masyarakat dapat mensukseskan pembangunan daerah. “Mari kita terus bergandengan tangan terus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan, sehingga cita-cita mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dapat dicapai bersama,” pungkas Nixon. (ahr)