Menu

Mode Gelap

Berita Hukum

Kasus ‘Andi Lala’ Terulang Lagi, Sekeluarga di Medan Dibakar, Otaknya Ternyata Sosok ini


18 Apr 2017 14:22 WITA


 Kasus ‘Andi Lala’ Terulang Lagi, Sekeluarga di Medan Dibakar, Otaknya Ternyata Sosok ini Perbesar

PicsArt_04-18-10.21.44

Medan – Kasus pembakaran rumah yang menyebabkan tewasnya satu keluarga di Jalan Lau Cih Kuta, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan akhirnya menemukan titik terang.

Satu persatu tersangka sudah ditangkap, termasuk dalang pembakaran rumah milik mendiang Marita Sinuhaji (58) itu.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, AKBP Febriansyah ketika dihubungi Tribun belum mau banyak memberikan keterangan.

Ia sempat terlihat berpikir lama sembari memejamkan mata ketika ditanya mengenai perkembangan kasus ini.

“Hmmm, ada, tunggu sebentar. Ada lima semuanya,” kata Febriansyah, Senin (17/4/2017). Ditanya mengenai identitas masing-masing tersangka, Febriansyah geleng kepala.

“Besok sajalah. Besok akan disampaikan oleh Kapolda. Beliau yang jawab itu semua,” kata perwira berpangkat dua melati emas di pundak ini.

Sumber di kepolisian menyebutkan, otak pelaku pembakaran disertai pembunuhan ini adalah JMG. Wanita ini masih memiliki hubungan kekerabatan dengan mendiang Marita.

Adapun korban tewas dalam kasus ini masing-masing Marita, anaknya Frengki (31), serta dua cucunya S (5) dan K (3). Keempatnya ditemukan tewas di dapur.

Beberapa pria bertopeng datang menyiramkan bensin dan membakar rumah yang berdiri di bekas lintasan rel kereta api tersebut.

Warga sekitar lokasi kejadian mengaku terkejut saat melihat rumah Gandi Ginting terbakar. Apalagi, empat penghuni rumah tersebut meninggal dalam kejadian nahas itu.

Menurut penuturan tetangga korban, tak ada jeritan minta tolong saat si jago merah melahap rumah Gandi.

“Kami tidak ada mendengar suara apa pun dari dalam rumah. Tidak ada suara orang minta tolong atau berteriak. Padahal, kami lihat api tidak langsung besar,” ujar Tarigan, tetangga korban.

Menurut Tarigan, petugas pemadam kebakaran dari Deli Serdang dan Kota Medan terkesan lambat tiba di lokasi. Akibatnya, membuat rumah Gandi beserta penghuni hangus dilalap si jago merah.

Tarigan menambahkan, sekitar satu jam, empat pintu rumah Gandi terbakar.

Tiga rumah kontrakan dan satu rumah ditempati keluarga Gandi.

“Wilayah ini perbatasan, jadi yang datang petugas pemadam kebakaran dari Medan dan Lubuk Pakam. Kejadian sekitar pukul 04.00 WIB, namun pukul 05.20 WIB api padam,” katanya.

Ia mengungkapkan, mobil pemadam kebakaran terlalu lama tiba di lokasi.

Warga sempat marah dan melempari mobil pemadam.

Sebelum mobil pemadam tiba, warga menyetop truk pengangkut air untuk memadamkan api.

“Setelah api padam, petugas dan warga melihat empat penghuni rumah meninggal,” ujarnya.

Beberapa warga curiga, penghuni rumah dibunuh terlebih dahulu, sebelum terjadi kebakaran.

Apalagi, beberapa warga sempat melihat pria bertopeng di seputar kediaman Gandi, sebelum insiden kebakaran.

Menurut warga, orang-orang bertopeng itu berseliweran, Rabu dini hari.

Terpisah, P Simangunsong (60), tetangga Gandi, menduga, sebelum kebakaran Marita sedang bersiap-siap berangkat ke pesta keluarga.

Sedangkan, anaknya (Frengki Ginting) sedang mandi di kamar mandi.

“Ibu itu (Marita) saat kejadian sudah mengenakan pakaian kebaya. Sedangkan anaknya (Frengki) berada di dalam kamar mandi. Sementara dua cucu Marita mungkin masih tidur di dalam kamar,” katanya.

Menurut Simangunsong, tidak tertutup kemungkinan Marita dibunuh terlebih dahulu.

Dan, saat kejadian tak ada suara minta tolong.

“Biasanya mereka (keluarga) itu sangat sensitif dengan gerakan di luar rumahnya. Sehari-hari ibu itu berjualan telor di pasar pagi. Namun, saat kejadian tidak ada suara dari dalam rumah itu,” ujarnya.

Tidak hanya itu, berdasarkan pengakuan warga lainnya berinisial SS, kata Simangunsong, sempat berusaha menolong para korban dengan cara mengetuk pintu dan memanggil dari luar.

Namun, beberapa pria bertopeng itu melarangnya dan melemparkan batu ke punggungnya.

Karena itu, SS ketakutan, sehingga bersembunyi di semak-semak menunggu para pelaku
meninggalkan lokasi.

“Sempat ada yang menolong, tetapi dilarang para pria yang mengenakan topeng itu,” katanya.

Selain itu, warga juga mencium aroma bensin di kawasan rumah Gandi.

Tiga Kali Percobaan

Simangungsong menambahkan, sudah tiga kali keluarga Gandi mendapat ancaman dan teror pembakaran rumah.

Namun, warga yang ronda alias jaga malam di kampung berhasil menggagalkan rencana tersebut.

Bahkan petugas jaga malam sempat mengejar orang yang hendak membakar rumah Gandi.

“Ini sudah yang keempat kalinya. Pertama dan kedua hanya pintu rumah itu saja yang terbakar. Yang ketiga, pelaku sempat salah alamat. Dan yang keempat inilah baru kejadian tragis,” ujarnya

Ia menduga, pelaku sudah memantau aktivitas warga.

Sehingga, ketika warga tidak fokus melakukan jaga malam, mereka membakar rumah keluarga Gandi.

Ia menduga, motif di balik pembakaran dan pembunuhan terhadap Marita beserta anak dan dua cucunya, ada unsur dendam.

Pasalnya, beberapa bulan lalu, Gandi sempat cekcok urusan tanah dengan orang berinisial M.

Perselisihan itu, lanjutnya, berujung di Pengadilan Negeri (PN) Medan.

M menggugat Gandi atas tanah dan bangunan di atasnya termasuk tiga unit rumah kontrakannya, yang ternyata milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

M menjual tanah kepada Gandi Rp 200 juta (ada yang menyebut Rp 260 juta), tetapi baru dibayar Rp 130 juta.

“Harga jual tanah itu dari M kepada Gandi Rp 200 juta.Tetapi, keluarganya baru memberikan Rp 130 juta. Sisanya, Rp 70 juta akan dilunasi setelah surat sertifikat tanahnya diserahkan. Nah, karena korban tidak mau melunasinya, M menggugatnya secara Perdata di PN Medan, tapi kalah. Sebab, tanah itu milik PT KAI bukan tanahnya,” katanya.

Tak lama setelah kekalahan M, lanjut Simangunsong, keluarga Gandi mendapat ancaman berupa pembakaran rumah.

Camat Medan Tuntungan Gelora Ginting menyampaikan, sudah dapat laporan dari masyarakat bahwa, keluarga Gandi diancam percobaan pembakaran rumah. Karena itu, ada jaga malam di kampung tersebut.

“Tapi saya tidak bisa menduga-duga apakah kebakaran ini terkait paut dengan masalah lama atau bukan. Apalagi, penyidik tengah melakukan pemeriksaan. Kami serahkan proses hukum kepada polisi,” ujarnya.

Ia menyampaikan, petugas pemadam kebakaran bukan lambat datang.

Namun, wilayah Gardu Sidomulyo merupakan kawasan perbatasan Deli Serdang-Medan.

Sehingga pemadam yang datang dari Lubuk Pakam dan Medan.

“Itu wilayah perbatasan, ya. Bukan lambat, petugas sudah bekerja sesuai standar. Bahkan, pemadam yang datang dari Deli Serdang dan Medan,” ungkapnya.

 

Sumber: TribunNews Medan

Komentari
Artikel ini telah dibaca 72 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Polres Bolmong Gelar Rakor Lintas Sektoral Operasi Mantap Praja Samrat 2024

13 Agustus 2024 - 17:46 WITA

Gelapkan Rp573 Juta Dana Bimtek Sangadi, Oknum ASN Dinas PMD Kotamobagu Ditangkap di Palu

8 Juli 2024 - 11:57 WITA

Waduh! Komplotan Debt Collector NSS Tarik Paksa Motor Warga Kotobangon

14 Juni 2024 - 07:12 WITA

Edarkan 50 Paket Narkoba Jenis Sabu, EA Ditangkap Satres Narkoba Polres Muba

31 Mei 2024 - 19:04 WITA

Tak Hanya Disawer! Ternyata Biduan Nayunda Juga Dititipkan Jadi Tenaga Honorer ole Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo

24 Mei 2024 - 09:17 WITA

Edarkan Obat Keras Jenis Tryhex, FT Diamankan Tim Reserse Narkoba Polresta Manado

24 Mei 2024 - 09:06 WITA

Trending di Berita Hukum