KRONIK TOTABUAN – Perayaan Tahun Baru 2025 makin dekat. Kemeriahan tahun baru selalu identik dengan kembang api. Tapi tahukah kamu sejarah asal usul kembang api?
Dikutip dari berbagai sumber, kembang api berawal dari tradisi Liuyang Kuno, China pada abad kedua sebelum masehi. Masyarakat sekitar membuat kembang api dari batang bambu yang dimasukkan ke dalam kobaran api dan akan menimbulkan suara ledakan dari rongga bambu yang terlalu panas.
Pada waktu itu, masyarakat percaya bahwa ledakan kembang api dapat mengusir roh jahat. Menjelang 600-900 masehi, pembuatan kembang api berkembang dengan menggunakan bahan tertentu yang dimasukkan ke dalam lubang bambu, yaitu campuran kalium nitrat, sulfur, dan arang.
Campuran bahan- bahan tersbeut akan menghasilkan bubuk hitam yang menimbulkan ledakan atau disebut bubuk mesiu. Kemudian abad ke-13 pembuatan kembang api mulai menyebar ke Eropa. Saat itu, diketahui terdapat orang Italia yang pertama kali membuat kembang api digunakan untuk perayaan suatu acara.
Saat hari penting seperti perayaan agama, acara negara, hari kemerdekaan dan lainnya, kembang api mulai sering digunakan pada abad ke-15. Para penjabat dan masyarakat Eropa pun tertarik menggunakan kembang api untuk menambah kemeriahan perayaan acara tersebut.
Tren kembang api semakin berkembang di Eropa dalam acara pernikahan Raja Henry VII tahun 1486 di Inggris dan kelahiran anak laki-laki Raja Peter di Rusia. Dalam acara bersejarah tersebut, kembang api digunakan dengan megah dan meriah yang melibatkan berbagai kalangan masyarakat dan keluarga kerajaan.
Kini, penggunaan kembang api sudah meluas ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, perayaan tahun baru sudah pasti dirayakan dengan pesta kembang api di titik- titik strategis. Baik di pusat kota, alun- alun atau di tempat yang menjadi pusat perayaan.***