KOTAMOBAGU- Sejak Ramadan ke- 27 pada Sabtu (1/6/2019), umat Muslim di Kota Kotamobagu mulai melaksanakan tradisiMonuntul (menerangi).
Monuntul yaitu tradisi memasang lampu botol berbahan bakar minyak tanah di depan rumah. Tradisi ini dilaksanakan malam Ramadan ke- 27 hingga 29.
Dengan adanya Monuntul hampir seluruh wilayah Kotamobagu terang benderang dengan cahaya yang dipancarkan lampu botol.
Umat Muslim Kotamobagu meyakini tradisi Monuntul kental dengan nilai agama. Karena itu setiap menggelar Monuntul masyarakat secara sukarela menyalakan lampu dan menyediakan minyak tanah sendiri.
Khusus yang dipasang di depan rumah, jumlah lampu disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang ada di dalam rumah tersebut.
Sedangkan lampu yang dipasang dan dikreasikan sedemikian rupa di lapangan olah raga, itu untuk lomba atau upaya masyarakat setempat menarik banyak orang datang ke sana.
Apalagi Monuntul tahun ini kembali dilombakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu dengan hadiah puluhan juta rupiah. Hal itu pula membuat pemerintah dan masyarakat di seluruh kelurahan/desa berlomba membuat berbagai kreasi. Agar lebih menarik, tata letak dan kreasi lampu botol dibuat berbagai macam formasi. Misalnya membentuk gambar masjid, tulisan Alquran dan kaligrafi lainnya.
“Lampu yang dipasang di depan rumah jumlahnya hanya sesuai anggota keluarga yang ada di dalam rumah itu. Artinya, setiap anggota keluarga punya lampunya masing-masing,” kata Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kotamobagu, Sande Dodo, Senin (3/6/2019).
Lampu yang digunakan untuk Monuntul umumnya terbuat dari botol atau kaleng bekas yang bagian tutupnya di pasangi sumbu kompor. Menurut Sande, umat Muslim Kotamobagu memasang lampu atau Monuntul, tujuannya agar memudahkan masyarakat datang membayar atau membagikan zakat fitrah pada malam hari.
“Tradisi ini sudah turun temurun,” katanya.
Sementara itu Walikota Kotamobagu Tatong Bara mengatakan, Monuntul bermaksud sebagai penanda datangnya Hari Raya Idul Fitri.
“Kalau Idul Fitri sudah dekat, artinya jiwa dan hati kita harus kembali bersih, serta terang benderang seperti makna pemasangan lampu ini,” kata Tatong. (zha)