Menu

Mode Gelap

Berita Kotamobagu

Tradisi Monuntul di Kotamobagu Penanda Datangnya Idul Fitri. Lihat Kreasi Tiap Kelurahan dan Desa!


3 Jun 2019 05:12 WITA


 Tradisi Monuntul di Kotamobagu Penanda Datangnya Idul Fitri. Lihat Kreasi Tiap Kelurahan dan Desa! Perbesar

KOTAMOBAGU-  Sejak Ramadan ke- 27 pada Sabtu (1/6/2019), umat Muslim di Kota Kotamobagu mulai melaksanakan tradisiMonuntul (menerangi).

Monuntul yaitu tradisi memasang lampu botol berbahan bakar minyak tanah di depan rumah. Tradisi ini dilaksanakan malam Ramadan ke- 27 hingga 29.

Kreasi Monuntul Kelurahan Mongkonai Barat. (f: istimewa)

Dengan  adanya Monuntul hampir seluruh wilayah Kotamobagu terang benderang dengan cahaya yang dipancarkan lampu botol.

Umat Muslim Kotamobagu meyakini tradisi Monuntul kental dengan nilai agama. Karena itu setiap menggelar Monuntul masyarakat secara sukarela menyalakan lampu dan menyediakan minyak tanah sendiri.

Kreasi Monuntul Kelurahan Molinow (f: istimewa)

Khusus yang dipasang di depan rumah, jumlah lampu disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang ada di dalam rumah tersebut.

Sedangkan lampu yang dipasang dan dikreasikan sedemikian rupa di lapangan olah raga, itu untuk lomba atau upaya masyarakat setempat menarik banyak orang datang ke sana.

Kreasi Monuntul Desa Tabang (f: istimewa)

Apalagi Monuntul  tahun ini kembali dilombakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu dengan hadiah puluhan juta rupiah. Hal itu pula membuat pemerintah dan masyarakat di seluruh kelurahan/desa berlomba membuat berbagai kreasi. Agar lebih menarik, tata letak dan kreasi lampu botol dibuat berbagai macam formasi. Misalnya membentuk gambar masjid, tulisan Alquran dan kaligrafi lainnya.

Kreasi Monuntul Desa Poyiowa Besar I. (f: istimewa)

“Lampu yang dipasang di depan rumah jumlahnya hanya sesuai anggota keluarga yang ada di dalam rumah itu. Artinya, setiap anggota keluarga punya lampunya masing-masing,” kata Ketua Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kotamobagu, Sande Dodo, Senin (3/6/2019).

Kreasi Monuntul Desa Poyowa Besar II. (f: istimewa)

Lampu yang digunakan untuk Monuntul umumnya terbuat dari botol atau kaleng bekas yang bagian tutupnya di pasangi sumbu kompor. Menurut Sande, umat Muslim Kotamobagu memasang lampu atau Monuntul, tujuannya agar memudahkan masyarakat datang membayar atau membagikan zakat fitrah pada malam hari.

“Tradisi ini sudah turun temurun,” katanya.

Kreasi Monuntul Desa Poyowa Kecil. (f: istimewa)

Sementara itu Walikota Kotamobagu Tatong Bara mengatakan, Monuntul  bermaksud sebagai penanda datangnya Hari Raya Idul Fitri.

“Kalau Idul Fitri sudah dekat, artinya jiwa dan hati kita harus kembali bersih, serta terang benderang seperti makna pemasangan lampu ini,” kata Tatong. (zha)

Komentari
Artikel ini telah dibaca 391 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Bersama Forkopimda, Pj. Walikota Kotamobagu Hadiri Malam Resepsi Kenegaraan HUT RI ke-79

18 Agustus 2024 - 13:02 WITA

Pj. Walikota Kotamobagu Inspektur Upacara Penurunan Bendera dalam Rangka HUT Kemerdekaan RI Ke-79

18 Agustus 2024 - 12:54 WITA

Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 BRI Kanca Kotamobagu Berlangsung Sukses dan Khidmat

18 Agustus 2024 - 11:01 WITA

Pj. Walikota Kotamobagu Pimpin Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79

17 Agustus 2024 - 16:06 WITA

Pj. Walikota Kotamobagu Hadiri Upacara Apel Kehormatan dalam rangka HUT ke–79 Kemerdekaan RI

17 Agustus 2024 - 07:03 WITA

Abdullah Mokoginta Pimpin Upacara Pemindahan Duplikat Bendera Merah Putih

16 Agustus 2024 - 21:03 WITA

Trending di Berita Daerah