Jakarta – Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi telah mengunjungi sejumlah titik sejak masa kampanye terbuka dimulai Ahad, 24 Maret 2019 lalu. Dalam kampanye terbuka itu, Jokowi menyampaikan beberapa poin teruntuk masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.
Berikut poin-poin dalam orasi Jokowi di tiga hari pertama masa kampanye terbuka yang berhasil dihimpun Tempo:
1. Lawan Kabar Bohong atau Hoax
Di Serang, Banten, Ahad, 24 Maret 2019, Jokowi meminta pendukungnya menangkal berbagai berita bohong atau hoaks yang beredar. “Saat ini banyak sekali hoaks, fitnah, kabar bohong. Ini harus direspons, harus dilawan. Saudara-saudara berani?” ujar Jokowi berteriak kepada pendukungnya.
Menurut Jokowi, saat ini hoaks tidak hanya beredar di media sosial, melainkan sudah masif dilakukan dari rumah ke rumah. Setidaknya ada empat hoaks yang diminta Jokowi untuk ditangkal. Pertama, hoaks bahwa pelajaran agama akan dihapus jika Jokowi-Ma’ruf menang. Kedua, hoaks soal azan dilarang jika paslon 01 menang.
“Ini bohong, bohong. Ingat pendamping saya Kiai Ma’ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia.Tidak mungkin kan?,” ujar Jokowi.
Hoaks lainnya yang beredar, ujar Jokowi, adalah pelegalan perkawinan sejenis dan pelegalan zina. “Ini hoaks, kabar bohong,” ujar Jokowi.
2. Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako Murah, Kartu Pra-Kerja
Di Banten, Jokowi juga ‘jualan’ tiga kartu sakti program andalannya saat berorasi di hadapan ribuan pendukungnya. Tiga kartu sakti tersebut adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Kerja.
“Untuk ibu-ibu, nanti akan ada kartu sembako murah. Dengan kartu ini, pembelian beras, gula, akan diberikan diskon besar-besaran. Ibu-ibu setuju?”, ujar Jokowi kepada para pendukungnya.
“Setuju!” ujar para pendukung Jokowi yang hadir di stadion tersebut.
Selanjutnya, Jokowi memperkenalkan KIP kuliah dan kartu pra-kerja. “Kartu pra kerja ini untuk menjamin memasuki dunia kerja dan industri. Untuk lulusan SMA/SMK, tolong cari kartu seperti ini. Akan dilatih, baik itu di BUMN, Kementerian, BLK, di dalam dan di luar negeri,” ujar Jokowi.
Sambil mengacungkan contoh kartu pra-kerja tersebut, Jokowi menjelaskan, kartu tersebut akan memberikan fasilitas training dan intensif honor setelah dalam proses sampai penerima kartu mendapatkan pekerjaan. “Ada honor 6 bulan sampai 1 tahun sampai saudara semua mendapatkan pekerjaan. Siapa yang tidak setuju silakan maju?,” ujar Jokowi.
3. Pilih Pemimpin yang Berpengalaman
Saat kampanye di Jember, Senin, 25 Maret 2019, Jokowi menceritakan pengalamannya bertahun-tahun berada di dalam birokrasi mulai menjadi Wali Kota Solo yang butuh waktu selama 2 tahun untuk belajar, kemudian Gubernur DKI Jakarta dan Presiden RI, sehingga paham akan kebutuhan rakyat di Indonesia.
“Indonesia itu sangat luas dan mengelola orang 269 juta tidak mudah, sehingga butuh orang yang sudah berpengalaman. Alhamdulillah saya diberi pengalaman untuk menjadi wali kota, gubernur, dan presiden, sehingga jangan diberikan kepada orang yang masih coba-coba,” ujarnya, disambut tepukan peserta kampanye.
4. Datang ke TPS Pakai Baju Putih
Di Dumai, Riau, Jokowi mengajak pendukungnya untuk mengenakan baju warna putih saat mencoblos pada pemilihan presiden 17 April 2019 mendatang. Hal ini untuk mencocokkan dengan gambar pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin di surat suara yang memakai baju putih.
“Jangan lupa saya ingatkan 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita,” kata Jokowi dalam orasi di kampanye terbuka di Lapangan Bukit Gelanggang, Kota Dumai, Riau, Selasa, 25 Maret 2019.
Jokowi menjelaskan ia memilih seragam warna putih dan mengajak pendukungnya mengenakan pakaian yang sama karena menganggap harganya murah dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Ia menyindir gambar lawannya, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang di kartu suara memakai jas.
“Kalau pake jas mahal, dan jas itu pakaian orang Eropa, Amerika. Orang Indonesia cukup pakai yang murah, baju putih, seperti yang saya pakai,” katanya disambut riuh sorak-sorai ribuan simpatisannya.
5. Serap Sawit untuk Biodiesel B50
Saat berkampanye di Dumai, Riau, Jokowi menuturkan pemerintah saat ini telah menerapkan kebijakan Biodiesel dengan campuran Kelapa Sawit sebesar 50 persen atau B50. Jumlah ini meningkat dari kebijakan sebelumnya yang hanya 20 persen atau B20.
Menurut Jokowi, kebijakan B50 ini untuk menyalurkan produksi kelapa sawit yang tinggi di Riau. “Sekarang sudah menginjak B50, bukan B20, sudah ada MOU, dan PT Pertamina tinggal pelaksanaan. Ini akan memperluas lapangan pekerjaan di daerah-daerah yang ada kelapa sawitnya,” kata dia.(*)
tempo