KRONIK TOTABUAN – Jelang Ramadan yang tinggal menghitung hari, beberapa kebutuhan rumah tangga di Bolaang Mongondow Raya (BMR) mengalami kenaikan harga, terutama cabai.
Di sejumlah pasar tradisional, harga cabai mengalami lonjakan signifikan dalam dua pekan terakhir. Jika biasanya per kilogram (Kg) Rp20-25 ribu, saat ini sudah di kisaran Rp60-75 ribu.
Pantauan di pasar 23 Maret, Genggulang, dan Poyowa Kecil Kotamobagu, pedagang menjual cabai di harga seperti itu.
Sedangkan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bolaang Mongondow, Boltim, Bolsel, dan Bolmut harga tak jauh beda seperti di Kotamobagu, kisaran Rp50-65 ribu per Kg.
Kurangnya pasokan cabai beberapa waktu terakhir ini menjadi salah satu alasan kenaikan harga.
“Biasanya pasokan melimpah termasuk dari Gorontalo dan sekitarnya. Tapi dua pekan terakhir berkurang. Makanya harga naik,” ungkap Neli (56), salah satu pedagang cabai di Pasar Genggulang.

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow tak menampik adanya kenaikan harga cabai di pasaran.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra, Zainuddin Paputungan, mengatakan saat ini harga Cabe di pasar tradisional mencapai 75 ribu per kilo.
“Berdasarkan hasil pantauan di beberapa pasar harga cabai rawit mengalami kenaikan hingga lebih dari tiga kali lipat,” ujar Paputungan saat menghadiri High Level Meeting Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Bolaang Mongondow di Ball room Hotel Sutanraja, Kota Kotamobagu, pekan lalu.
Ia mengatakan, upaya pemerintah untuk melakukan operasi pasar dalam rangka pengendalian inflasi terus dilakukan.***