BOLMONG – Dalam rangka peringatan HKBN (Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bolaang Mongondow, melaksanakan sosialisasi bertempat di Gedung Rahmadina Lolak.
Kepala Pelaksana, Channy Wajong mengatakan, kesiapsiagaan terhadap kejadian bencana harus selalu ada. Apalagi, bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. “Seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana, akan terjadi dan besaran kekuatannya. Sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, tsunami dan anomali cuaca, masih dapat diramalkan sebelumnya. Sehingga penting kesiapsiagaan,” kata Channy.
Selain itu, kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian jiwa maupun materi. “Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya,” ujar Channy.
Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 26 April 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka lahirlah berbagai legislasi, kebijakan dan program pemerintah yang mendukung kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana. “Ini sebagai titik awal perubahan paradigma dan mengubah cara pandang menyikapi bencana yang semula respon menuju paradigma pengurangan risiko bencana,” kata Channy.
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, bertujuan untuk membudayakan latihan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Indonesia tanggung bencana.
“Tren bencana kedepan cenderung meningkat, diantaranya 92% adalah bencana hidrometeorologi. Peningkatan bencana disebabkan oleh faktor alam dan antropogenik. Faktor alam meliputi dampak perubahan iklim global dimana frekuensi hujan ekstrim makin meningkat dan kerentanan lingkungan dan lainnya,” paparnya.
Selain dapat diketahui melalui rekapitulasi kejadian dan dampak bencana seperti longsor, banjir dan angin putting beliung yang menyebabkan kerusakan, melalui peringatan HKBN tahun ini, dapat memberi pengetahuan kepada mayarakat menyangkut kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. “Ini pertama kali dilaksanakan secara serentak diseluruh wilayah Indonesia. Masyarakat dapat melakukan evakuasi diri secara mandiri ketika ada kejadian bencana tanpa mengesampingkan kearifan lokal,” pungkas Channy. (ahr)